Momen haru terjadi di ruang sidang Prof. Hatta Alis, Pengadilan Tipikor, Jakarta, ketika Mario Dandy Satrio, yang mengenakan rompi tahanan Kejaksaan Negeri, bertemu dengan ayahnya, Rafael Alun Trisambodo. Mereka berdua saling berpelukan, dan air mata tak terbendung mengalir dari mata Mario.
Mario tiba lebih dulu di ruang sidang, dan beberapa saat kemudian, Rafael menyusul dan masuk ke ruangan yang sama. Saat melihat kedatangan sang ayah, Mario langsung menghampirinya dan mereka berpelukan erat.
Tampak jelas betapa harunya Mario dalam pelukan sang ayah. Rafael kemudian mengelus kepala Mario dengan lembut dan mempererat pelukan mereka. Bahkan, Rafael mencium kening Mario sebagai tanda kasih sayang seorang ayah kepada anaknya.
Dalam persidangan ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya juga menghadirkan Angelina Embun Prasasya, kakak dari Mario, sebagai saksi. Namun, Angelina tidak tampak hadir di ruang sidang.
Kejadian ini menjadi momen emosional yang menggugah hati banyak orang. Kehadiran Mario sebagai saksi di persidangan ayahnya yang terkait dengan dugaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) memperlihatkan betapa kuatnya ikatan keluarga antara keduanya.
Mario dan Rafael tak bertemu selama delapan bulan sebelum momen ini terjadi. Pertemuan tersebut menjadi momen yang sangat berarti bagi keduanya, di tengah situasi persidangan yang serius dan penuh tekanan.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga hubungan keluarga, terlepas dari situasi dan kondisi yang dihadapi. Meski dalam persidangan yang membebani pikiran, Mario dan Rafael tetap memperlihatkan kasih sayang dan dukungan satu sama lain.