Meskipun saat ini sudah banyak banget situs untuk download game bajakan secara gratis, namun gamer sejati bakal rela membeli game favoritnya secara resmi.
Gak cuma buat pamer koleksi game di Steam ke teman saja, membeli game secara resmi artinya kamu juga mendukung si developer untuk merilis game-game bagus lainnya di masa depan.
Tapi apa jadinya jika kamu telah mengeluarkan uang hingga ratusan ribu Rupiah untuk membeli game yang rasanya gak worth it banget?
Waktu dan uang sangatlah berharga. Pastinya gak pengen kan kalau game yang sudah kita beli dari hasil jerih payah ternyata gak sepadan dengan uang dan waktu yang kamu keluarkan?
Dalam artikel ini, Jaka bakal membahas mengenai 7 game yang gak sepadan banget dengan harga jualnya, alias kemahalan. Harganya premium banget, tapi kontennya malah abal-abal dan setengah jadi.
Penasaran dengan game-game yang Jaka maksud? Kalau begitu, langsung saja simak artikel Jaka berikut ini selengkapnya ya, geng!
1. Anthem (2019)

Anthem dikembangkan oleh Bioware yang memiliki genre Action-RPG. Dirilis pada 2019 lalu, Anthem mendapatkan ulasan yang negatif dari mayoritas pemainnya.
Dibuat untuk mengalahkan dominasi game sejenisnya seperti Destiny, Anthem gagal memenuhi ekspektasi pemainnya. Banyak banget bug yang dialami oleh para player.
Selain itu, konten yang dijanjikan pada trailer juga banyak yang gak dihadirkan di perilisan Anthem. Nampaknya bakal sulit banget buat EA dan Bioware untuk menghidupkan Anthem kembali.
2. DayZ (2013)

Layanan digital game distributor seperti Steam sering banget merilis game yang belum seutuhnya selesai, atau nama lainnya Early Access.
Sebagai salah satu game Early Access, DayZ dirilis dengan harga yang sangat tinggi. Di awal perilisannya, DayZ dibanderol dengan harga sekitar Rp350 ribu.
Meskipun begitu, kondisi game survival zombie satu ini masih belum dikatakan selesai, alias masih banyak banget bug. Meskipun kini sudah agak lebih baik, namun player lebih bergantung pada Mod untuk memperbaiki game ini.
3. Fallout 76 (2018)

Fallout 76 merupakan salah satu game paling kontroversial yang pernah dirilis. Bethesda sendiri sering dikritik karena berulang kali merilis ulang Skyrim yang sebenarnya gak perlu.
Selain itu, Fallout 4 yang menjadi dasar dari game Fallout 76 ini juga dianggap sebagai RPG yang gagal. Harga yang mahal bikin Fallout 76 jadi bahan ledekan di komunitas gamer.
Banyaknya cacat pada game ini bikin Bethesda beberapa kali menurunkan harga jual Fallout 76. Makin jelas kalau kini Bethesda lebih fokus mencari uang sebanyak-banyaknya dibandingkan membuat game berkualitas.
4. Metal Gear Solid V: Ground Zeroes (2014)

Metal Gear merupakan salah satu franchise game paling dihormati oleh gamer di seluruh dunia. Game terakhirnya, Metal Gear Solid V mendapatkan review yang sangat positif dari gamer bahkan kritikus.
Sayangnya, Metal Gear Solid V: Ground Zeroes yang menjadi prekuel dari MGS V dinilai overpriced banget. Meskipun game-nya bagus, namun game ini dijual hampir Rp600 ribu pada perilisannya.
Harganya mahal banget buat game yang hanya butuh 2 jam saja untuk menamatkan misi utamanya. Daripada beli, mending nonton YouTuber main aja, geng.
5. Saints Row IV (2013)

Saints Row The Third adalah salah satu game yang cukup memorable untuk ukuran game generasi ke-7. Mengusung genre yang sama, game ini masih layak untuk disejajarkan dengan GTA.
Meskipun sama-sama berlatar dunia kriminal, Saints Row The Third mengusung tema komedi yang kocak serta gameplay yang unik. Saints Row IV awalnya direncanakan sebagai DLC dari game tersebut, namun akhirnya dirilis sebagai sekuel.
Sayangnya, game ini gak membawa banyak perubahan dari game sebelumnya. Bedanya cuma kamu punya kekuatan super saja, map-nya pun cuma me-recycle dari game sebelumnya. Gak worth it, deh!
6. The Order 1886 (2015)

Ketika pertama kali trailer-nya meluncur, The Order 1886 terlihat seperti game yang menjanjikan. Game eksklusif PS4 ini berfokus pada narasi seperti Uncharted dan The Last of Us.
Dalam game ini, kamu bakal berperan sebagai jagoan yang bertugas memburu vampir dan werewolf di abad ke-19 dengan setting cyberpunk.
Masalahnya, game ini bisa kamu selesaikan dalam waktu 5 jam saja. Selain itu, gameplay yang sangat repetitif bikin The Order 1886 gak layak dijual dengan harga Rp700 ribuan.
7. Sim City (2013)

Pernah main game simulasi kehidupan berjudul The Sims? Game tersebut ternyata merupakan spinoff dari Sim City alias game membangun kota, geng.
The Sims sudah melahirkan beberapa sekuel, namun sayang game orisinalnya malah gak dapet. Ketika diumumkan bahwa Sim City bakal merilis sekuel di 2013, para gamer langsung excited banget.
Sayangnya, Sim City gak sesuai harapan. Meskipun game singleplayer, namun kamu harus selalu terkoneksi ke internet. Pemain pun harus rela mengantere selama 30 menit untuk bisa masuk ke dalam game karena server penuh.
Harga game yang mencapai Rp700 ribu pun gak sepadan dengan konten yang ditawarkan. Server yang buruk juga seringkali bikin save file game kamu hilang begitu saja.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai 7 game yang harganya gak sepadan dengan konten yang ditawarkan. Asalkan game-nya sempurna dan mampu memuaskan para gamer, harga mahal pun gak jadi masalah.
Sampai jumpa lagi di artikel menarik Jaka selanjutnya!
Baca juga artikel seputar Games atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba