Biasanya, apa alasan kamu menonton film action, geng? Apakah karena jalan ceritanya seru, suka melihat pemerannya melakukan aksi-aksi menegangkan, atau kombinasi dari keduanya?
Salah satu alasan film-film action disukai banyak penonton adalah karena film dengan genre ini dipenuhi oleh adegan-adegan laga yang seru dan menegangkan.
Sayangnya, tidak semua film action memiliki adegan laga yang cukup menggugah perhatian penonton sepanjang film berlangsung. Beberapa di antaranya dirasa kurang untuk memenuhi standar sebuh film action.
Nah, kalau film-film action yang adegan laganya justru kurang banyak seperti di bawah ini, apakah kamu mau tetap menontonnya?
1. Mad Max (1979)

Mad Max: Fury Road (2015) dianggap oleh para kritikus film dan penonton sebagai salah satu film action terbaik di era modern.
Namun, film pendahulunya yang berjudul Mad Max (1979) justru tidak mendapatkan penilaian sebaik versi terbarunya. Salah satu alasannya karena Mel Gibson yang saat itu belum terlalu terkenal dijadikan sebagai pemeran utama.
Mad Max versi original juga menceritakan terlalu banyak narasi sebelum adegan action-nya muncul. Alur yang lambat akhirnya membuat film action ini justru terasa kekurangan adegan action.
Untungnya, setelah George Miller kembali menyutradarai serial film Mad Max untuk keempat kalinya pada 2015, ia sudah mampu mengatur kecepatan alur cerita sehingga tidak terasa membosankan dan bisa lebih berfokus pada adegan action-nya.
2. Superman Returns (2006)

Film Superman telah dibuat sejak 1978 dan sejauh ini terdapat empat sekuelnya, termasuk Superman Returns yang menjadi sekuel terakhir.
Biasanya, para penggemar menanti-nantikan sekuel dari sebuah film agar mengetahui kelanjutan jalan ceritanya, namun untuk film superhero satu ini, nampaknya penggemar harus dibuat kecewa, geng.
Pasalnya, film ini terlalu banyak membahas cerita masa lalu Clark Kent (Brandon Routh) sebagai alter ego Superman dibanding menampilkan adegan-adegan action yang sudah ditunggu-tunggu oleh penggemar.
Dengan demikian, film ini dinilai lebih mengedepankan unsur humanisme dibanding memperbanyak adegan action sesuai dengan genre film ini.
3. Pirates of the Caribbean: At World's End (2007)

Film ketiga dari franchise Pirates of the Carribean ini dinilai membuat mengantuk para penonton selama di bioskop dibanding excited dengan jalan ceritanya.
Sama seperti Mad Max, film Pirates of the Carribean: At World's End memiliki alur cerita yang dinilai lambat, dan lebih banyak menampilkan adegan Captain Jack Sparrow (Johnny Depp) yang berbicara dengan dirinya sendiri.
Meskipun film ini tetap menampilkan adegan-adegan action, namun penonton menganggap untuk sebuah film action yang memiliki waktu tayang hampir tiga jam, aksi-aksi laganya dinilai kurang banyak.
4. The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014)

Terlepas dari kesuksesan dua film sebelumnya, The Hunger Games: Mockingjay Part 1 yang menjadi installment ketiga dari serial The Hunger Games dinilai sebagai film action yang flop.
Padahal, film yang mengusung tema revolusi ini menjadi dasar bagi akhir keseluruhan jalan cerita serial The Hunger Games.
Mocking Jay - Part 1 juga dinilai menampilkan terlalu banyak dialog dan bukan aksi-aksi menegangkan dari karakter Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) yang berusaha menyelamatkan Peeta Mellark (Josh Hutcherson).
5. Fantastic Four (2015)

Meskipun Fantastic Four (2005) bukan film action yang menakjubkan, namun setidaknya film tersebut berhasil menghibur para penontonnya.
Sayangnya, hal ini tidak berlaku untuk film Fantastic Four versi 2015. Film yang merupakan reboot dari versi 2005 ini terasa membosankan.
Padahal, film superhero biasanya dikemas dengan adegan penuh aksi, sedangkan di film ini lebih banyak dialog antar aktor dan justru kurang menampilkan adegan action.
Di saat para penggemar film Marvel mengharapkan humor dan keseruan, Fantastic Four versi 2015 justru gagal memenuhi ekspektasi penonton meskipun telah menampilkan akting mumpuni dari aktor-aktor terkenal.
Akhir Kata
Nah, itu dia lima film action yang justru kekurangan adegan action dalam filmnya, sehingga jadi terasa kurang greget.
Umumnya, mereka memiliki alur cerita yang lambat dan terlalu banyak dialog, sehingga kurang berfokus pada unsur action-nya.
Kalau sudah begini, apakah film-film tersebut masih layak disebut sebagai film action? Tuliskan jawabanmu di kolom komentar di bawah, ya, geng.
Baca juga artikel seputar Out Of Tech atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.