Perjalanan Inspiratif Farid Faqih Mahasiswa UM Surabaya: Anak Nelayan yang Kuliah Gratis dan Hafidz Alquran

Default

Kisah inspiratif muncul dari seorang mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Farid Faqih. Farid berhasil meraih tempat di Fakultas Agama Islam (FAI) jurusan Studi Agama-Agama (Ushuluddin) melalui jalur prestasi dengan menguasai hafalan 30 juz Alquran. Lahir di Bangkalan, Madura, pada tahun 2004, Farid adalah anak pertama dari pasangan Nur Jali (58) dan Marsem (52).

Keberhasilan Farid menjadi mahasiswa di tingkat perguruan tinggi merupakan pencapaian luar biasa, terutama mengingat kondisi keuangan keluarganya yang tidak menentu. Ayahnya, seorang nelayan, sering kali menghadapi ketidakpastian pendapatan.

Farid menyampaikan, "Kalau ada hasil biasanya seharinya dapat lima puluh ribu, jadi penghasilan bapak sebagai nelayan tidak menentu" seperti dikutip dari portal resmi UM Surabaya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2 Modung, Farid memilih jalur pendidikan yang unik. Alih-alih melanjutkan ke SMA, dia memasuki kelas khusus untuk mempelajari bahasa Arab dan hafalan Alquran. Setelah itu, perjalanan pendidikannya berlanjut di MA di Ma had Al Islami Camplong. Keberhasilan Farid mencapai hafalan 30 Juz Alquran pada usia yang masih muda adalah buah dari tekad dan perjuangannya.

Ia menyatakan, "Alhamdulillah bapak dan ibu selalu support untuk setiap hal-hal yang saya lakukan, termasuk mensupport dalam melanjutkan pendidikan, meskipun mereka tidak lulus SD."

Farid senantiasa memotivasi dirinya dengan pesan dari guru-gurunya, yang mengajarkan bahwa salah satu keutamaan penghafal Alquran adalah memberikan mahkota bagi orang tua di akhirat kelak.

Meski menemui tantangan seperti rasa malas dan banyaknya kegiatan, Farid berhasil melewati rintangan tersebut. Setelah diterima sebagai mahasiswa, ia bertekad untuk fokus pada kuliah dan mempertahankan hafalannya. Farid berambisi terlibat aktif dalam kegiatan organisasi, baik di dalam maupun di luar kampus. Menurutnya, menjadi mahasiswa bukan hanya tentang menghadiri kelas, tetapi juga tentang berkontribusi dalam kegiatan mahasiswa dan mengembangkan diri.

Sebagai mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Farid menetapkan target prestasi tinggi. Dia berharap dapat meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) cum laude setiap semester dan lulus tepat waktu.

Dengan semangatnya, Farid menyampaikan, "Mumpung masih muda, lakukan hal-hal yang bermanfaat, perbanyak teman dan juga pengalaman, lalu nikmati hasilnya di masa depan."

Kisah perjalanan Farid Faqih tidak hanya menjadi inspirasi bagi para mahasiswa, tetapi juga mengajarkan tentang ketekunan, tekad, dan semangat juang yang perlu diaplikasikan dalam menghadapi setiap perjalanan hidup.

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal