Veni Nardianto, putra seorang tukang tahu keliling dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berhasil lolos dan terpilih dalam pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2018. Kisah inspiratifnya ini menjadi bukti bahwa rekrutmen Polri dilakukan secara bersih, transparan, dan tanpa pungutan biaya sepersen pun.
Meski berasal dari keluarga sederhana, Veni tak pernah patah semangat untuk meraih mimpinya menjadi seorang polisi. Tekad kuat, usaha tanpa henti, dan doa tanpa putus mengantarkannya ke gerbang Akpol.
Muslikah, sang ibu, mengaku sempat diejek dan diragukan orang-orang ketika mengetahui Veni ingin mendaftar Akpol. "Saya diejek orang-orang, 'Emang kamu punya uang berapa sih anaknya mau daftar polisi?'" tuturnya.

Namun, Veni dan keluarga tidak gentar. Mereka yakin bahwa dengan kerja keras dan doa, Veni mampu mencapai cita-citanya.
Saat pengumuman kelulusan, Muslikah dan suami tak kuasa menahan haru dan bangga. Keinginan Solichin, sang ayah, untuk mengabdi kepada negara akhirnya terwujud melalui Veni.
Veni menegaskan bahwa dia tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk lolos Akpol. "Terima kasih kepada Kapolda Jatim dan Pak Kapolri yang telah menyelenggarakan pendidikan serta penerimaan anggota Polri dengan bersih, transparan, dan tanpa pungutan biaya," ungkapnya.
Kisah Veni Nardianto menjadi bukti nyata bahwa rekrutmen Polri terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang ekonomi. Hal ini merupakan komitmen Polri dalam mewujudkan SDM yang unggul dan berintegritas.

