Sebuah insiden kontroversial terjadi antara dua pebalap MotoGP di sesi latihan bebas (FP2) di Qatar. Aleix Espargaro dari tim pabrikan Aprilia dan Franco Morbidelli dari tim pabrikan Yamaha terlibat dalam perselisihan yang berujung pada hukuman bagi Espargaro.
Setelah melakukan evaluasi, para Stewards memutuskan bahwa Espargaro bersalah dalam insiden tersebut. Sebagai konsekuensinya, dia didenda sebesar 10.000 euro atau setara dengan Rp 168 juta. Selain itu, Espargaro juga mendapat penalti turun enam posisi saat balapan pada hari Minggu.
Perselisihan antara Espargaro dan Morbidelli berawal dari kontak fisik di trek. Awalnya, Morbidelli menyodok Espargaro yang membuatnya terlempar keluar dari lintasan, namun tidak jatuh. Kesal dengan tindakan tersebut, Espargaro membalas dengan menyodok Morbidelli di tikungan selanjutnya.
Namun, kejadian yang paling mencolok adalah saat motor Morbidelli bersebelahan dengan Espargaro. Morbidelli tampak ingin bicara secara damai dengan mengacungkan tangan, tetapi Espargaro justru menampar helmnya dengan keras.
Keputusan hukuman ini berdampak pada posisi start Espargaro dalam balapan utama. Dia akan memulai balapan dari posisi ke-16. Namun, dalam sprint race pada Sabtu tengah malam, Espargaro tetap akan memulai dari posisi ke-10.
Kejadian ini tentu saja menarik perhatian penggemar MotoGP. Insiden ini menunjukkan sisi emosional yang tinggi dalam dunia balap motor. Meskipun persaingan dalam balap motor adalah hal yang wajar, tindakan fisik seperti ini tetap dianggap melanggar aturan dan berpotensi merugikan kepentingan olahraga.
Hukuman yang diberikan kepada Espargaro diharapkan menjadi pembelajaran bagi para pebalap lainnya untuk menjaga sikap dan menghindari tindakan agresif yang tidak perlu di lintasan balap.
Dalam dunia balap motor, persaingan memang tidak bisa dihindari. Namun, penting bagi semua pebalap untuk tetap menjunjung sportivitas dan menghormati para pesaingnya. Hanya dengan begitu, olahraga ini dapat tetap menjadi ajang yang fair dan menghibur bagi semua penggemar.
