Opensea, raksasa pasar NFT, telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian karyawannya. Meskipun perusahaan tidak merinci jumlah yang terkena dampak, diperkirakan sekitar setengah dari total 115 pegawai Opensea terpengaruh kebijakan tersebut. Kabar ini dikonfirmasi oleh juru bicara Opensea, yang menyatakan bahwa perubahan organisasi dan operasional sedang dilakukan untuk membangun versi Opensea yang lebih baik dan gesit.
Pendiri Opensea, Devin Finzer, juga memberikan penjelasan mengenai PHK ini. Ia mengatakan bahwa perusahaan melakukan langkah ini untuk meluncurkan Opensea dalam versi generasi berikutnya atau Opensea 2.0. Finzer menjelaskan bahwa Opensea ingin menjadi pemimpin pasar daripada hanya menjadi pengikut. Opensea 2.0 dijanjikan akan menghadirkan peningkatan besar pada produknya, termasuk teknologi dasar, keandalan, kecepatan, kualitas, dan pengalaman pengguna.
Bagi karyawan yang terdampak PHK, Opensea memberikan pesangon selama empat bulan, layanan kesehatan dan kesehatan mental selama enam bulan, serta pemberian ekuitas yang lebih cepat. Ini merupakan langkah perusahaan untuk membantu karyawan yang terkena dampak dalam menjalani masa transisi.
Ini bukan kali pertama Opensea melakukan pemangkasan karyawan. Pada Juli 2022, perusahaan ini juga telah melakukan PHK terhadap 57 pegawainya. Pemangkasan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya memangkas biaya di tengah anjloknya transaksi aset digital.
Pasar NFT memang mengalami penurunan popularitas sejak pertengahan tahun lalu. Hal ini sejalan dengan turunnya harga aset kripto dan masalah ekonomi yang dihadapi beberapa negara. Investor juga menjadi lebih hati-hati dalam mengeluarkan dananya pada aset berisiko. Meskipun demikian, Opensea berkomitmen untuk terus berinovasi dan meluncurkan Opensea 2.0 sebagai langkah untuk mempertahankan posisinya di pasar NFT.
