Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama 2 tahun belakangan memang benar-benar jadi ujian buat kita. Gak hanya jadi masalah dalam segi kesehatan aja, tapi juga keuangan.
Banyak orang yang mengalami sulitnya di-PHK saat masa pandemi. Susah cari pekerjaan baru, alhasil harus benar-benar berhemat untuk kebutuhan rumah.
Namun tahukah kamu, kalau keadaan 180 derajat berbeda dialami oleh orang-orang paling kaya di dunia?
Dilansir dari The Guardian, harta dari 10 orang paling kaya di dunia meningkat berkali-kali lipat selama pandemi loh.
Yap, kamu gak salah baca. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Oxfam, mereka mengalami peningkatan kekayaan hingga 1,5 triliun dolar AS sejak pandemi pertama kali terjadi.
Bahkan, selalu ada miliuner baru yang muncul setiap harinya selama pandemi. Sementara 99% populasi dunia harus berada di kondisi buruk karena adanya lockdown, perdagangan internasional yang menurun, industri pariwisata yang mati, dan lainnya.
Elon Musk 1000 kali lebih kaya

Salah satu yang melihat jumlah kekayaannya meningkat signifikan, siapa lagi kalau bukan Elon Musk.
Kekayaan milik bos Tesla ini tercatat meningkat sampai 1.016%! Dengan kata lain, kekayaannya meningkat 1,3 miliar dolar AS per hari, dan total kekayaannya saat ini mencapai 294 miliar dolar AS.
Di bawah Elon Musk, berikut ini 10 orang terkaya dunia lainnya yang mengalami peningkatan kekayaan dalam periode Maret 2020 - Oktober 2021:
- Jeff Bezos (Amazon) meningkat 67% jadi 202,6 miliar dolar AS
- Bernard Arnault dan keluarga (LVMH) meningkat 130% jadi 187,7 miliar dolar AS
- Bill Gates (Eks Microsoft) meningkat 31% jadi 137,4 miliar dolar AS
- Larry Ellison (Oracle Corporation) meningkat 99% jadi 125,7 miliar dolar AS
- Larry Page meningkat (Google) 125% jadi 122,8 miliar dolar AS
- Sergey Brin meningkat (Google) 125% jadi 118,3 miliar dolar AS
- Mark Zuckerberg (Meta) meningkat 101% jadi 117,7 miliar dolar AS
- Steve Ballmer (Microsoft) meningkat 85% jadi 104,4 miliar dolar AS
- Warren Buffett (Berkshire Hathaway) meningkat 40% jadi 101,5 miliar dolar AS
Dilansir dari BBC, laporan Oxfam ini berdasarkan data dari Forbes Billionaires List dan juga laporan tahunan Credit Suisse Global Wealth.
Survey Forbes menggunakan nilai dari aset individual, khususnya properti dan tanah, dikurangi hutang, untuk menentukan kekayaan mereka.
Kesenjangan antara si kaya dan si miskin

Data dalam laporan Oxfam juga berdasarkan data dari World Bank atau Bank Dunia. Dalam data tersebut, kurangnya akses terhadap kesehatan, masalah kelaparan, kekerasan berbasis gender, dan krisis iklim juga berkontribusi terhadap 1 kematian setiap 4 detik.
Hal itu bisa terjadi karena adanya lonjakan harga saham dan properti. Dengan begitu, semakin memperlebar jarak antara si kaya dan si miskin.
Tentunya hal itu begitu ironis, karena di saat 163 juta orang harus jatuh ke bawah garis kemiskinan, kehidupan mereka justru jadi jauh lebih kaya.
Jika keadaannya terus begini, Oxfam memprediksi pada 2030 bakal ada 3.3 juta orang yang hidup dengan uang kurang dari 5.50 dolar AS atau sekitar Rp 80.000 per hari.
Bahkan dalam masa pandemi global seperti ini, sistem ekonomi yang begitu tidak adil masih bisa memberikan segala hal terbaik untuk orang-orang kaya. Namun masih gagal melindungi mereka yang paling miskin.
Padahal, jika 10 orang terkaya di dunia ini membayar pajak 99% maka bisa membayar cukup vaksin Covid-19 untuk semua orang di dunia, menyediakan sumber daya untuk mengatasi perubahan iklim, menyediakan perawatan kesehatan universal dan perlindungan sosial, dan mengatasi kekerasan berbasis gender di 80 negara.
Cara memperbaikinya

Untuk itu, chief executive Oxfam GB Danny Sriskandarajah mengatakan kalau hal ini sangat ironis. Itu menunjukkan adanya kesalahan dalam sistem ekonomi kita.
Maka dari itu, pemimpin di generasi sekarang bisa mulai memperbaikinya. Ada beberapa hal yang bisa dicoba, salah satunya menerapkan pajak progresif atas modal dan kekayaan lalu menggunakan pendapatan itu untuk menyelamatkan nyawa dan berinvestasi untuk masa depan.
Gunakan uang itu untuk membangun fasilitas kesehatan yang luar biasa serta perlindungan sosial untuk semua.
Peningkatan kekayaan orang-orang kaya ini bisa terjadi karena kebijakan pemerintah dunia yang cukup menguntungkan mereka.
Harga saham memang sempat turun di minggu-minggu awal pandemi. Namun kemudian sempat naik lagi akibat stimulus yang disediakan oleh bank sentral dan kementerian keuangan di seluruh dunia.
Khusus perusahaan teknologi seperti Amazon, Google, Apple, dan Facebook, saham mereka juga langsung melonjak karena didorong peningkatan penggunaan akibat kerja dari rumah dan belanja online selama masa lockdown pandemi.
Baca juga artikel seputar Finansial, atau artikel menarik lainnya dari Syifa Nuri Khairunnisa.
BACA JUGA
Nama Putri Tanjung Jadi Trending Karena Ucapannya Soal Bisnis, Netizen: Enak Punya Privilege!
Kenapa Orang India Hobi Mandi di Sungai Paling Kotor di Dunia? Sampai Gak Peduli COVID-19!
Fakta Menarik Film The Raid Remake Hollywood, Bakal Punya Plot Baru dan Dipimpin Sutradara Kondang!
Siapa Moon Knight? Vigilante Marvel dengan Masalah Mental Kepribadian Ganda
Film Pengabdi Setan 2 Dipastikan Tayang Tahun ini, Joko Anwar: Dia Datang Lagi!
5 Pesepak Bola Top yang Kecanduan Berhubungan Badan, Ada yang Tiduri 700 Wanita!