Usaha untuk meredupkan atau memblokir Matahari melalui pembuatan semacam penghalang bagi sinarnya merupakan ide agar mengurangi dampak perubahan iklim yang rupanya didukung oleh Bill Gates.
Namun, lantaran tingkat bahayanya dipandang tinggi, uji coba yang awalnya akan direncanakan tahun ini pun akhirnya ditunda.
Melansir Popular Mechanics, Bill Gates serta sejumlah pendonor swasta mendukung proyek Universitas Harvard ini dalam rangka untuk memblokir cahaya Matahari sebelum bisa mencapai permukaan Bumi.
Hal ini dipandang berguna andai apabila di masa depan nantinya, dampak dari pemanasan global justru semakin parah.
Proyek ini bernama Stratospheric Controlled Perturbation Experiment, rencananya pada bulan Juni uji coba pertama akan berlangsung di Swedia.
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode peneliti berhasil sesuai teori. Inti gagasan ini adalah memantulkan kembali cahaya Matahari ke angkasa dengan bahan kimia.

Pada eksperimen tersebut, volume kecil bahan kimia aerosol akan diangkut oleh balon dan kemudian disebarkan di langit pada lokasi yang spesifik.
Namun Harvard sudah mengumumkan penundaan untuk memastikan lagi tentang seperti apa dampak yang bakal terjadi pada area uji coba secara lebih detail.
Balon yang bisa terbang tinggi tersebut awalnya direncanakan meluncur dari Esrange Space Station di Kiruna, Swedia.
Hal itu berfungsi untuk memastikan apakah dapat langsung diujicobakan meredupkan Matahari pada skala yang lebih besar.
Namun belakangan ini, dewan penasihat Harvard merekomendasikan penundaan sampai dapat diketahui dampaknya.
"Hal ini kemungkinan akan menunda peluncuran platform itu sampai tahun 2022," kata mereka.
Terlebih terdapat penolakan dari para penduduk di lokasi uji coba, yakni orang Saami, suku asli Swedia.
"Ini melawan pandangan kami bahwa kita harus menghormati alam. Kam punya sikap sangat jelas bahwa kami tidak setuju dengan pengembangan geoengineering Matahari di Sapmi," tutur Asa Larsson Blind, Wakil Presiden Saami Council.
Beberapa peneliti memang mengatakan uji coba meredupkan sinar Matahari ini berisiko merusak ekosistem. Hal tersebut diakui oleh tim Harvard sendiri sebelumnya.
Menyebarkan bahan kimia ke orbit memang bakal melawan hukum alam. Dampak kemungkinannya cuaca jadi sukar diprediksi dan bisa menyebabkan kekeringan yang pada akhirnya membuat pasokan bahan pangan tersendat di dunia.
"Keputusan yang kita hadapi saat ini adalah apakah akan mempelajarinya dengan serius. Menginvestigasi dengan seksama apa saja risikonya dan seberapa baik hal itu bekerja akan menyediakan informasi lebih baik bagi generasi masa depan," cetus David Keith, ilmuwan Harvard.
Baca artikel mengenai Berita atau artikel menarik lainnya dari Ilham Fariq Maulana.
BACA JUGA
5 Asisten Artis Indonesia yang Cantiknya Menyaingi Sang Bos, Bagaikan Model!
5 Kisah Cinta Pro Player Paling Heboh, Kekerasan & Perselingkuhan!
5 Penemuan Aneh Tapi Jenius Banget, Bikin Hidup Anti Ribet!
Mirip Film Kiamat, Arus Laut Utama Bumi Melambat | Dunia Dalam Bahaya?
7 Pemain Catur Terbaik Indonesia Bergelar Grandmaster, Jagoan Tiada Tanding!