Tim DOTA 2 Finalis Predator League 2018 Gak Main Mobile Legends!
Tech NewsAsia Pacific Predator League 2018 yang digelar oleh Acer menjadi salah satu turnamen game terbesar kelas dunia di Asia Pasifik. Kualifikasi turnamen ini diikuti oleh sejumlah negara di Asia Pasidik, meliputi Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, India, Hong Kong dan Sri Lanka.
Setelah melalui babak kualifikasi selama 3 bulan, akhirnya terpilih juara dari masing-masing negara. Dan kini mereka telah bersiap mengikuti babak final di Indonesia.
Uniknya Finalis dari 7 Negara Peserta APL 2018
Memperebutkan total prize pool senilai USD150 ribu (sekitar Rp2 miliar), 7 tim profesional yang telah terpilih jadi finalis Predator League 2018 siap mengikuti main event APAC Predator League 2018. Mereka adalah Quid Pro Qu (Filipina), Geek Fam (Malaysia), Alpha Red (Thailand), Ten Twenty (Singapura), Azure eSports (Hong Kong), Signify (India), dan We Say Noe! (Sri Lanka).
Tidak Suka Main Game MOBA di Smartphone

Sambil menunggu finalis dari Indonesia, ketujuh tim sempat melakukan ekslusif interview dengan JalanTikus. Di sini, mereka sempat menyatakan beberapa hal unik mengenai tren game MOBA di smartphone, hingga tim yang paling ditakuti di Indonesia.
"Kami tidak main game MOBA di smartphone, karena tidak bisa merasakan keseruan menekan keyboard seperti saat main DOTA 2", ungkap perwakilan We Say No! saat disinggung mengenai tren game MOBA di smartphone.
Tidak hanya We Say No!, ternyata finalis lain dari 7 negara terkait juga tidak memainkan game MOBA di smartphone. Mereka fokus main game DOTA 2 untuk bisa mengukti berbagai turnamen eSport di dunia. Gokil, kan?
Pake Gear Khusus Selama Main Game

Sebagai gamer profesional, ketujuh finalis dari negara peserta Asia Pacific Predator League 2018 ini ternyata memiliki gear andalan untuk bermain game. Rata-rata mereka memilih keyboard gaming, mouse gaming, hingga PC dan monitor yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan We Say No! mengaku menggunakan PC Acer Predator untuk menemaninya bermain DOTA 2.
Tim Paling Ditakuti
Saat disinggung mengenai tim DOTA 2 yang paling ditakuti di Indonesia, mereka secara kompak menjawab BOOM.ID. Menurutnya BOOM.ID memiliki banyak prestasi yang membuatnya harus diwaspadai.

Lantas, apakah BOOM.ID akan mampu mengalahkan tim Indonesia lainnya dan melaju ke main event Asia Pacific Predator League 2018? Saksikan keseruannya di www.predator-league.com atau melalui hashtag resmi #APACPredatorLeague.
Atau kamu bisa juga datang ke Mall Taman Anggrek untuk menonton langsung babak penentuan dan main event Asia Pacific Predator League 2018.