Dinas Kesehatan Lepas Nyamuk Wolbachia untuk Tekan Angka DBD Per 4 Oktober 2024

Default

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap untuk meluncurkan program inovatif dengan melepas nyamuk aedes aegypti wolbachia di Kecamatan Kembangan pada 4 Oktober 2024.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus meningkat di Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Barat. Lalu, apa itu nyamuk wolbachia untuk mengendalikan DBD? Simak penjelasannya.

Apa itu Nyamuk Wolbachia?

Nyamuk wolbachia adalah nyamuk yang terinfeksi oleh bakteri wolbachia. Bakteri ini merupakan salah satu mikroorganisme yang paling umum ditemukan di dunia. Wolbachia dapat menginfeksi berbagai spesies serangga. Salah satu spesies yang terinfeksi adalah nyamuk aedes aegypti, yang dikenal sebagai penyebar virus dengue, Zika, dan Chikungunya.

Bakteri wolbachia memiliki kemampuan unik untuk memengaruhi kesehatan dan reproduksi nyamuk. Saat nyamuk terinfeksi, bakteri ini menghambat virus dengue dalam tubuh nyamuk, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyebarkan virus tersebut ke manusia. Dengan kata lain, meskipun nyamuk tersebut menggigit manusia, risiko penularan penyakit dapat berkurang.

Program Pelepasan Nyamuk Wolbachia

Pelepasan nyamuk aedes aegypti wolbachia akan dilakukan di wilayah RW 07, Kelurahan Kembangan Utara. Prosesnya melibatkan 800 orang tua asuh yang akan dititipi ember berisi telur-telur nyamuk. Setiap ember akan diletakkan di area seluas 50 x 50 meter persegi.

"Per 4 Oktober nanti ketika kita melakukan rilis aedes aegypti berwolbachia pertama di Kecamatan Kembangan Jakarta Barat," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, M.M.

Proses penetasan telur ini memakan waktu sekitar dua minggu, dan setelah itu, ember akan diisi kembali untuk pelepasan berikutnya. Kegiatan ini direncanakan berlangsung secara berkala setiap dua minggu selama enam bulan ke depan.

Ani menjelaskan bahwa tujuan pelepasan nyamuk wolbachia adalah mencapai populasi nyamuk aedes aegypti wolbachia yang minimal 60 persen dari keseluruhan populasi di lingkungan tersebut. Meski demikian, dampak nyata dari program ini diperkirakan baru akan terlihat dalam dua tahun mendatang.

Dinkes Imbau 3M Harus Tetap Dilakukan

Meskipun pelepasan nyamuk wolbachia merupakan langkah maju, Ani menekankan bahwa kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang) harus tetap dilaksanakan oleh masyarakat. Ini penting untuk memastikan bahwa lingkungan tetap bersih dan terhindar dari kemungkinan berkembangnya nyamuk penyebab penyakit.

"Teknologi wolbachia ini merupakan tambahan bagi strategi nasional dalam pengendalian dengue. Kami berharap semua lapisan masyarakat mendukung program ini," tambahnya.

Pelepasan nyamuk aedes aegypti wolbachia di Jakarta adalah bagian dari strategi inovatif untuk menanggulangi meningkatnya kasus DBD. Dengan keterlibatan masyarakat dan komitmen dari Dinas Kesehatan, diharapkan program ini dapat menurunkan angka DBD secara signifikan di wilayah Jakarta.

Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal