Bagi orang yang memiliki otak kreatif, rezeki bisa datang dari hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan orang lain.
Apa yang dilakukan oleh pria bernama Muhammad Endang Junaedi atau yang akrab disapa Haji Endang ini adalah buktinya.
Bagaimana tidak, nama Haji Endang kini tengah menjadi sorotan lantaran idenya untuk membuat jembatan perahu ternyata menghasilkan pundi-pundi rupiah yang berjumlah fantastis, geng.
Haji Endang memang sengaja membangun sebuah jembatan yang menggabungkan antara Desa Parung Mula dengan Desa Anggadita, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Karena kehadiran jembatan perahu itu pula, para pengguna sepeda motor bisa menghemat waktu perjalan hingga 20 menit, lho. Alhasil, jembatan itu pun menjadi jalur alternatif baru yang diminati oleh banyak orang.
Kisah Haji Endang yang membangun sebuah jembatan di dekat Jalan Tol Citarum dari Jakarta menuju Bandung itu bahkan tengah viral di media sosial, geng.

Sumber foto: YouTube/Kopiko78 Official
Usut punya usut, jembatan tersebut sebenarnya sudah mulai dibangun sejak tahun 2010 silam. Namun, pembangunannya kerap menemui kegagalan dalam beberapa tahapannya.
Tujuan Haji Endang untuk membangun jembatan pun sebenarnya cukup mulia, geng, yakni agar masyarakat bisa menyeberang jalan tanpa harus memutar terlalu jauh.
Pada akhirnya, Haji Endang memutuskan untuk membangun sebuah jembatan yang ditopang dengan beberapa buah perahu kayu.
Seiring waktu, ia pun berupaya untuk menambah jumlah perahu penopang tersebut. Karena kekurangan biaya, Haji Endang lalu berusaha mencari pinjaman di bank dengan jaminan sertifikat tanah.
Tidak hanya itu, ia juga meminta bantuan beberapa rekannya untuk memakai plat besi sebagai kontruksi utama jembatan agar lebih kokoh dan pastinya aman untuk dilalui.

Sumber foto: TribunBekasi
"Pernah beberapa kali kejadian sampai perahu terbawa arus, karena saat itu perahu cuma pakai baut, akhirnya sempat lepas," kata Haji Endang, dikutip dari kanal YouTube Kopiko78 Official, Jumat (31/12/2021).
Usaha keras Haji Endang untuk menghadirkan jalur alternatif itu ternyata disambut warga dengan antusias. Bahkan, banyak sekali warga yang merasa terbantu, terutama para pekerja industri.
Dengan melalui jembatan unik tersebut, para pengendara motor setidaknya bisa menghemat waktu perjalanan selama 20 menit, geng. Tidak hanya pengguna motor, para pejalan kaki juga kerap memanfaatkan akses jembatan tersebut.
Nah, untuk melewati jembatan perahu itu, para pengguna akan dikenakan biaya retribusi yang terbilang sangat murah, yakni Rp1000 untuk pejalan kaki dan Rp2000 untuk pengguna sepeda motor.
Sementara itu, kendaraan berat seperti mobil tidak diperkenankan untuk melewati tempat ini karena alasan keamanan.
Untuk mengelola operasional jembatan tersebut, Haji Endang kini dibantu oleh anak buahnya yang berjumlah 40 orang.
Para pekerja tersebut sehari-harinya bertugas untuk mengutip uang retribusi, menjaga kebersihan sungai, mengatur arus kendaraan, hingga berjaga-jaga di sekitar jembatan.

Sumber foto: YouTube/Kopiko78 Official
Melihat banyaknya pengendara yang melalui jembatan tersebut, maka jumlah pendapatan yang diterima Haji Endang juga tidak bisa dibilang sedikit, geng.
Sedikitnya, Haji Endang mampu meraup keuntungan hingga Rp25 juta rupiah dalam setiap harinya, lho! Kamu gak nyangka, kan?
"Iya, sehari Rp25 juta," jawab Haji Endang saat ditanya tentang pendapatannya dari jembatan tersebut.
Namun, ia mengaku tak hanya akan menggunakan keuntungan tersebut untuk pribadinya saja, melainkan juga untuk perawatan jembatan hingga pembagian sembako kepada masyarakat sekitar.
Haji Endang pun tidak sembarangan dalam membangun serta mengelola jembatan perahu miliknya, geng. Ia mengaku tetap memerhatikan kondisi lingkungan serta mengurus perizinan kepada pihak-pihak terkait.
Tidak hanya itu, Haji Endang juga mengaku ikhlas jika jembatan yang dibuatnya itu diambil alih oleh pemerintah.
Baginya, selama hal itu dimaksudkan untuk kepentingan umum, maka ia tidak akan mempermasalahkannya.
"Tidak masalah diambil alih pemerintah," katanya, seperti yang dilansir dari Kompas.
Jembatan tersebut, lanjut Haji Endang, memang sengaja dibuatnya untuk membantu warga. Tarif sebesar Rp2000 untuk para pengendara motor itu juga tidak pernah mengalami kenaikan sejak tahun 2010.
Selain itu, jika pengguna hanya memberi Rp1.000 atau bahkan tidak membawa uang, ia pun tidak mempermasalahkannya, geng. Adapun biaya retribusi yang dipatok lebih banyak diperuntukkan untuk menggaji pekerja, perawatan perahu, dan akses.
Baca juga artikel seputar Viral atau artikel menarik lainnya dari Muhammad Irsyad.
BACA JUGA
Yess! BLT Rp1 Juta dari Jokowi Bakal Cair Lagi, Begini Cara Ngecek Namamu!
11 Potret Gerobak Jualan Berkonsep Serba Nyeleneh, Gak Sinkron Banget!
8 Potret Ivan Gunawan Saat Mengasuh Dua Bayi Bonekanya, Bak Anak Sendiri!
6 Artis Indonesia ini Pernah Tinggal Kelas dan Drop Out dari Sekolah, Termasuk Giring Ganesha?
5 Highlight Momen Menarik Sekaligus Paling Bikin Emosi di Leg Pertama Final AFF 2020
6 Penyebab Indonesia Digilas Thailand 4-0 di Leg 1 Final Piala AFF 2020, Shin Tae-yong Pasrah?