7 Film Erotis yang Gagal Bikin Nafsu, Terlalu Banyak Adegan Panas?
Out Of TechSebagian besar adegan panas dalam film erotis memang dibentuk sedemikian rupa untuk menarik emosi para penontonnya. Bisa jadi malah ikutan nafsu.
Tapi bukannya bikin nafsu, sejumlah film erotis yang menjual filmnya menggunakan adegan panas malah gagal, beberapa di antaranya nggak laku.
Penasaran film apa aja, geng? Di artikel berikut ini Jaka bakal membahas film erotis yang nggak laku dan malah nggak bikin nafsu. Cekidot!
Deretan Film Erotis yang Gagal Dibuat

Adegan panas memang dianggap dapat menjual film lebih laku sejak dahulu kala. Sehingga banyak pembuat film yang berlomba-lomba membuatnya, walaupun mungkin malah beberapa adegannya disensor.
Meskipun begitu, ternyata nggak semua film erotis laku di pasaran. Bahkan malah beberapa di antaranya bukan bikin nafsu, malah bikin cringe.
Saking nggak lakunya, film-film ini jadinya nggak bisa mengembalikan budget film karena meraup pendapatan yang sedikit.
1. Basic Instinct 2

Buat yang pernah menonton Basic Instinct versi pertama, tentu tahu bahwa film yang dibintangi Sharon Stone ini super erotis.
Tapi ternyata, kesuksesannya nggak tertular ke sekuel film tersebut, Basic Instinct 2. Terlalu banyak adegan panas, bahkan Sharon Stone sempat menyesal pernah tampil telanjang dalam film tersebut.
Setelah penayangannya, film ini hanya meraup 38 juta dolar AS (Rp551 miliar) dari total budget sebanyak 70 juta dolar (Rp1 triliun). Banyak kritikus film yang menganggap film ini sangat berantakan.
2. Jennifer's Body

Kamu setuju kan kalau Megan Fox adalah salah satu artis Hollywood paling seksi? Tentunya menonton film yang dibintanginya saja bikin deg-degan.
Tapi ternyata, hal tersebut nggak terwujud saat film Jennifer's Body dibuat. Meskipun ada adegan panas antara Megan Fox dan Amanda Seyfried, ternyata film ini gagal bikin nafsu, geng!
Meskipun mendapatkan rating R, ternyata film thriller satu ini gagal mencuat di pasaran. Terlebih lagi banyak yang menyesalkan tampilan Fox yang terkesan 'setengah-setengah'.
3. 3D Sex and Zen: Extreme Ecstasy

Dari judul filmnya saja, 3D Sex and Zen: sudah sangat diharapkan laku di pasaran. Belum lagi beberapa adegan panas di dalamnya, hareudang pisan!
Nggak cuma adegan panas, di dalam film 3D tersebut juga terdapat kekerasan seksual, beberapa mutilasi alat kelamin hingga pihak British Board of Film Classification meminta beberapa adegan di-cut karena menampilkan pemerkosaan dan pembunuhan.
Ironisnya, di akhirnya film justru memberikan pesan bahwa cinta sejati nggak membutuhkan unsur seksual. Tentunya hal ini yang bikin filmnya malah semakin nggak nyambung dan nggak laku ditonton.
4. Antichrist

Bukan berisikan adegan panas, Antichrist justru berisi kekerasan seksual yang mungkin bukannya bikin nafsu, malah bikin nggak nyaman untuk ditonton.
Kekerasan seksual itu dilakukan oleh sepasang suami-istri yang ditampilkan dengan grafis yang cukup nyata. Beberapa adegannya cukup bikin kamu meringis ketakutan karena kekerasan tersebut.
Hasilnya, film ini malah nggak laku dengan menjual unsur seksual. Dari budget sejumlah 11 juta dolar AS (Rp159 miliar), mereka hanya meraih pendapatan sebesar 800 ribu dolar AS (Rp11 miliar).
5. Color of Night

Color of Night adalah sebuah film thriller erotis yang dibintangi oleh Bruce Willis. Bukannya bikin nafsu, plot twist dalam cerita ini malah disebut terlalu lucu dan bikin ketawa.
Sejumlah adegan panas diiringi misteri pembunuhan ini malah membuat filmnya nggak laku. Pendapatannya hanya 19,7 juta dolar AS (Rp276 miliar) dari budget sebesar 40 juta dolar AS (Rp581 miliar).
Ada beberapa spekulasi lain mengapa film ini gagal. Salah satunya lawan main Willis, yakni Jane March belum terlalu terkenal.
6. The Brown Bunny

The Brown Bunny sempat disebut sebagai film paling kontroversial di Amerika Serikat yang pernah dibuat yang disebabkan oleh salah satu adegan panas.
Pembuat filmnya beranggapan bahwa mereka hanya membuat film penuh adegan panas, tanpa sebenarnya paham bahwa penonton bisa mendapatkan konten lebih hanya dengan mencari video porno di internet.
Alhasil, jumlah pendapatan sangat turun yakni 366 ribu dolar AS (Rp5 miliar) dibanding budget yang mencapai 10 juta dolar AS (Rp145 miliar). Parah banget, geng!
7. Chloe

Chloe menghadirkan beberapa adegan lesbianisme antara Amanda Seyfried dan Julianne Moore. Salah satu titik penjualannya adalah tampilan Seyfried telanjang.
Sayangnya adegan panas tersebut ternyata tidak cukup menjual. Film ini hanya meraih pendapatan sedikit besar, dari budget 11 juta dolar AS (Rp160 miliar), mereka hanya dapat 11,7 juta dolar AS (Rp170 miliar).
Sedihnya lagi, film erotis thriller ini kalah dengan zaman Internet di mana orang bisa mendapatkan tangkapan layar saat adegan itu berlangsung tanpa menonton filmnya.
Akhir Kata
Demikian pembahasan Jaka tentang film erotis yang gagal bikin nafsu. Bisa jadi karena terlalu banyak adegan dewasa, atau adegan tersebut tidak menjual sehingga bikin filmnya jadi nggak laku.
Padahal, banyak yang percaya bahwa adegan panas dalam sebuah film justru bisa membuat filmnya laris manis karena peminatnya cukup banyak. Ternyata nggak juga ya, geng!
Baca juga artikel seputar Film atau artikel menarik lainnya dari Frieda Isyana