Pembuatan sebuah film biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, seluruh kru yang terlibat tentu akan berusaha semaksimal mungkin supaya filmnya sukses dan meraih untung besar.
Meskipun demikian, ada saja film mahal yang tidak terkenal. Sudah menghabiskan biaya besar, namun tetap saja tidak meraih hasil yang diharapkan.
Selain itu, ada juga film-film yang dibuat hanya sebagai bahan percobaan. Alasannya pun bermacam-macam, mulai dari ingin menyamai kesuksesan film klasik, mencoba teknik baru, hingga keterbatasan biaya.
Ada yang berhasil meraih kesuksesan tidak terduga, namun ada juga yang terpaksa menerima hasil negatif yang tidak diharapkan. Berikut daftar selengkapnya.
1. Psycho (1998)

Pasca menyutradarai Good Will Hunting (1997) yang meraih dua piala Oscar, Gus Van Sant tidak tertarik dengan proyek-proyek yang ditawarkan kepadanya dan justru ingin membuat remake film psikopat terbaik Psycho (1960).
Ia penasaran apakah versi remake-nya juga akan sesukses film klasik arahan Alfred Hitchcock tersebut. Ternyata, bukan hanya mendapatkan piala Razzie sebagai Remake Terburuk dan Sutradara Terburuk, Pyscho versi modern pun gagal dari segi finansial.
Berbekal budget 60 juta USD, sangat berbeda jauh dengan film originalnya yang "hanya" menghabiskan 800 ribu USD, film arahan Van Sant bahkan tidak mampu meraih 40 juta USD di seluruh dunia.
2. All Is Lost (2013)

Pada 2011, sutradara J. C. Chandor ingin mencoba apakah ia bisa membuat film yang sukses hanya dengan daya tarik berupa surat. Pada akhirnya, tercipta All Is Lost dengan Robert Redford sebagai aktor tunggal.
Film yang nyaris tanpa dialog tersebut dibuka dengan karakter Redford yang membacakan sebuah surat. Chandor memang ingin monolog dua menit ini menjadi dasar film All Is Lost.
Untungnya, performa Redford dan arahan Chandor menghasilkan review positif dari para kritikus. Oleh karena itu, terbukti bahwa film dengan dialog sedikit tetap bisa sukses.
3. Unsane (2018)

Percaya tidak jika Unsane adalah film yang direkam hanya menggunakan iPhone? Ide gila ini dilakukan oleh sang sutradara, Steven Sonderbergh, yang merasa frustrasi dengan biaya produksi film-film Hollywood yang begitu mahal.
Akhirnya, ia membuat film ini dengan biayanya sendiri dan merekam menggunakan iPhone 7 Plus. Hasilnya, tidak hanya berhasil dirilis di bioksop, Unsane mampu meraih hampir 15 juta USD secara global dari budget 1,4 juta USD.
Meskipun kualitas visualnya memang tidak sejernih film-film lainnya, namun Sonderbergh berhasil membuktikan bahwa dana dan peralatan yang terbatas tidak menghalangi seseorang untuk berkarya.
4. Rope (1948)

Masih ingat dengan film perang terbaik 1917 (2019) yang diambil dengan teknik one-shot? Ternyata, teknik tersebut pertama digunakan oleh Alfred Hitchcock untuk menjawab rasa penasarannya.
Padahal, pada saat itu pembuatan film one-shot terhitung masih sulit. Para kru bahkan harus terus memindahkan furnitur dengan tenang di tengah-tengah take untuk memberi ruang kepada kamera.
Hasilnya, review terbagi menjadi positif dan negatif. Aktor James Stewart menilai bahwa teknik tersebut tidak berhasil. Namun, hingga saat ini, Rope dianggap oleh para sineas sebagai percobaan yang melampaui zamannya.
5. The Fan (1996)

Ketika Tony Scott setuju untuk menyutradarai The Fan, sebenarnya ia telah merencanakan film selanjutnya, yaitu Enemy of the State. Oleh karena itu, ia menggunakan film tersebut sebagai medium untuk mencoba sinematografi dan teknik baru.
Meskipun menjadi film bertabur bintang, namun The Fan tidak disukai oleh para kritikus akibat teknik hyperkinetic (banyak pergerakan cepat) yang digunakan oleh Scott.
Di sisi lain, ketika teknik yang sama diterapkan di film Enemy of the State (1998), filmnya justru meraih kesuksesan besar dari segi kritik maupun finansial.
Akhir Kata
Itu dia film-film yang dibuat hanya sebagai bahan percobaan. Meskipun terkesan gambling, namun keberanian para sutradara dalam mengambil proyek film-film di atas patut diapresiasi. Lagi pula, selama belum mencoba, kita tidak akan tahu hasilnya, kan?
Baca juga artikel seputar Out Of Tech atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.