REVIEW DETECTIVE CONAN: SUNFLOWERS OF INFERNO

Default

Serial DETECTIVE CONAN telah menjadi bagian dari kehidupan para pecinta manga di Indonesia. Sejak pertama kali diterbitkan oleh Elex Media Computindo lebih dari satu dekade lalu. Kini CGVBlitz (dulu bernama Blitzmegaplex, -red) memboyong versi layar lebar tebarunya (Vol. 19) ke Indonesia yang ditayangkan secara serentak di semua kota pada hari Rabu, 5 Agustus 2015 dengan judul DETECTIVE CONAN: SUNFLOWERS OF INFERNO.

Sunflowers

Sang Bunga Matahari Incaran Kaito Kid

Kisah dibuka dengan latar gedung-gedung pencakar langit Manhattan, New York dimana sebuah lukisan Van Gogh bernama Sunflowers tengah dilelang dengan harga awal yang lumayan fantastis, yaitu: $10 Juta. Setelah perebutan sengit, akhirnya lukisan tersebut dimenangkan oleh Jirokichi Suzuki (Kosei Tomita), kakek dari Sonoko Suzuki (Naoko Matsui) yang merupakan sahabat karib dari Ran Mouri (Wakana Yamazaki). Lukisan tersebut adalah salah satu dari 7 Lukisan seri Sunflowers karya Van Gogh yang tergolong langka.

Kaito Kid

Kakek Suzuki berencana untuk menggelar pameran bertajuk The Sunflowers Admired by Japan di Lake Rock Museum milik Suzuki Financial Group yang berlokasi di area Shinjuku untuk mempertontonkan ketujuh lukisan seri Sunflowers karya Van Gogh. Sungguh suatu langkah yang sangat berani, mengingat satu lukisan saja memiliki harga $300 Juta. Bagaimana Kakek Suzuki akan mengumpulkan ketujuh lukisan yang tersebar di seluruh dunia tersebut? Belum lagi sistem keamanannya mulai dari pembelian, peminjaman, pengiriman, hingga penempatan masing-masing lukisan berharga tersebut menjadi tanda tanya besar di benak semua orang.

Kakek Suzuki menjawab pertanyaan tersebut dengan memperkenalkan lewat konfrensi pers The Seven Samurai , [Baca Juga: Jepang Membuat Robot Yang Menebaskan Pedang Layaknya Master Samurai] yaitu ketujuh orang ahli dengan pengalaman dan skill luar biasa yang akan bertanggung jawab atas langkah-demi langkah yang harus dilakukan untuk memastikan ketujuh lukisan Van Gogh tersebut aman dari awal hingga akhir pameran. Namun tentu saja, tidak ada yang berjalan lancar di dunia Detektif Conan. Belum usai konfrensi pers berlangsung, tiba-tiba saja semua orang dikejutkan dengan kehadiran kartu KID CARD khas** KAITOU KID** yang dilemparkan ke atas panggung.

Dengan pengamanan yang begitu ketat, bagaimana Kaitou Kid akan mengesekusi rencananya?

Engaging & Full Action

Action yang ditawarkan oleh film ini surprisingly sangat mendebarkan. Bahkan di awal-awal cerita saja, penonton sudah disuguhi adegan pelandasan pesawat terbang yang mampu membuat orang merasa dag-dig-dug panik. Salut kepada sang Sutradara Kobun Shizuno yang tidak sungkan-sungkan memainkan angle-angle menarik agar penonton merasa seolah-olah berada di tengah-tengah action yang sedang berlangsung.

Kembaran

Kekurangan yang agak mengganggu mungkin terletak pada terjemahan Bahasa Indonesianya yang terasa kaku dan tidak konsisten. Namun setelah dikonfirmasikan kepada pihak distributor, hal tersebut diluar kuasa mereka karena film sudah diterjemahkan langsung dari Singapura. So, buat kamu-kamu yang merasa terganggu, fokus saja pada subtitle versi Bahasa Inggris saja untuk tingkat akurasi yang lebih baik. Oh iya, jangan buru-buru pulang, karena ada afer-credits scene tak lama setelah film usai

ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Tautan berhasil disalinX
x

Keluar dari JalanTikus

Popup External Background JalanTikus

Apakah anda yakin untuk meninggalkan website JalanTikus?

Ya
Batal