Sarjana bukanlah menjadi hal istimewa sekarang ini. Banyak orang hanya ingin kuliah demi mendapatkan gelar sarjana dan mendapatkan pekerjaan yang enak.
Tapi tahukah kamu bahwa banyak perusahaan terkenal yang justru mencari karyawannya bukan karena gelar sarjananya tapi karena skill yang mumpuni dan keuletan dalam etos kerja. Perusahaan apa saja ya?
4 Perusahaan Terkenal Ini Tidak Hanya Terima Sarjana, Kenapa Ya?
1. Google
Sumber foto: Foto: allensharif.com
Siapa yang tak tahu Google. Jangan kira sarjana dari universitas terkenal dapat membuat kamu mudah masuk perusahaan teknologi ini. Karena nyatanya Google lebih mencari seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan baik dan mampu memecahkan masalah dengan cepat.
2. Apple
Sumber foto: Foto: allenpike.com
iPhone yang menjadi pilihan banyak masyarakat dunia, membuat Apple berkembang begitu pesatnya. Meski tidak lepas dari tangan dingin Steve Jobs, nyatanya Apple mempunyai karyawan yang kompeten. Tapi tahukah kamu, bahwa Apple tidak hanya menerima seseorang bergelar sarjana saja untuk bekerja. Kamu masih bisa tetap melamar dan bekerja di Apple meski kamu bukan sarjana.
3. Ernst & Young
Sumber foto: Foto: bene.com
EY, kerap kali perusahaan ini dikenal lewat logonya. Perusahaan firma yang bergerak di akuntansi ini nyatanya mencabut persyaratan sarjana dalam lowongan kerja yang mereka iklankan. Bagi Ernst & Young keberhasilan kamu dalam kuliah berbeda dengan kesuksesan bekerja. Hebatnya meskipun mencabut syarat sarjana, kenaikan jabatan bisa didapat begitu cepat.
4. Penguin Random House
Sumber foto: Foto: penguinrandomhouse.co.uk
Biasanya perusahaan penerbit buku akan mencari karyawan bergelar sarjana. Namun berbeda dengan Penguin Random House, buat mereka sarjana tidak begitu penting, tapi skill, imajinasi, dan kreatifitas yang mereka butuhkan. Sehingga siapapun bisa bekerja di Penguin Random House asalkan memiliki skill dan kreatifitas.
Standar masyarakat yang menempatkan semakin tinggi pendidikan seseorang melambangkan cara berpikir dan kemampuannya membuat banyak orang yang tidak mampu sekolah menjadi terpinggirkan. Padahal dalam hal bekerja, skill bekerja dan beradaptasilah yang menentukan.
