Apa sih yang ada di benak kamu ketika mendengar kata 'bayam'? Jenis sayuran? Ya, betul. Makanan favorit tokoh kartun Popeye the Sailor Man? Oke, itu juga betul. Tapi bagaimana kalau bayam yang selama ini kita jadikan bahan makanan itu ternyata bisa mengirimkan sinyal pendeteksi bom ke smartphone milik kamu? Nah, ini nih baru keren.
Adalah beberapa insinyur lulusan MIT (Massachusetts Institute of Technology) yang berhasil mengubah tanaman bayam jadi mesin pelacak bom ini. Lebih hebatnya lagi, hasil pendeteksian bom dikirimkan melalui sinyal wireless (tanpa kabel) dari sayuran bayam. Loh, kok bisa? Simak nih penjelasannya di bawah ini.
Bayam Bisa Mendeteksi Bom dan Mengirim Sinyal Nirkabel
Pertama, mereka menempelkan carbon nanotubes pada daun bayam. Apa itu carbon nanotubes? Semacam komposisi senyawa karbon gitu lah, yang berbentuk tabung dan berukuran nano. Nah, carbon nanotubes yang diduetkan dengan daun bayam ini punya kelebihan, yaitu bisa mendeteksi nitroaromatics (bahan kimia yang sering digunakan untuk membuat bom). Dari carbon nanotubes ini juga, nantinya sinyal peringatan akan dikirimkan.
Gimana udah kebayang belum gan? Contohnya begini, misal ada bom sejenis ranjau darat di sekitar tumbuhan bayam. Tugas si bayam ialah untuk menyerap nitroaromatics secara alami, baik melalui udara ataupun tanah. Setelah itu, barulah tugas carbon nanotubes untuk mendeteksi potensi bom dalam senyawa kimia ini lalu mengirimkan sinyal peringatannya.
Selanjutnya, pada tahap kedua juga finishing, sinyal ini akan ditangkap oleh mini-komputer yang ada di sekeliling kebun bayam itu. Apa tugas mini-komputer ini? Yaitu untuk mengirimkan warning email ke smartphone pengguna, kapanpun dan dimanapun dia berada. Gokil! Jadi, misalkan kamu berada di bekas zona perang yang masih berbahaya, kamu bisa tau tuh di mana saja letak ranjau darat yang masih aktifnya berada.
Menurut berita yang dilansir dari Time, Senin (7/11/2016), sementara ini baru tumbuhan jenis bayam saja yang bisa dipakai untuk pendeteksi bom. Meski begitu, penelitian yang dipimpin oleh mahasiswa pascasarjana MIT, Min Hao Wong dan Juan Pablo Giraldo, ini masih terus dikembangkan. Dan bukan suatu hal yang mustahil jika masa depan semua tumbuhan juga pohon bisa dipakai untuk penemuan ini. Ajib bener ya penemuannya.
