Sebagai orangtua, alangkah baiknya untuk memberikan pengawasan penuh kepada putra-putri kita. Khususnya yang masih balita dan sedang dalam proses pertumbuhan gigi. Anak-anak seumuran ini gemar sekali memasukkan benda apa saja ke mulut mereka.
Tragedi yang dialami oleh Francesca Asan pada bulan Mei 2016 ini adalah contohnya. Sekali saja orangtua kurang waspada, anak balita lah yang jadi korbannya. Gadis berusia 2 tahun ini meninggal usai menelan baterai untuk kacamata 3D.
Tersedak Baterai Kacamata 3D Berkarat
Tanpa diketahui kedua orang tuanya, Francesca membuka laci. Mengambil baterai berdiameter 2cm, sebelum memasukkan ke dalam mulutnya. Nahasnya, beterai tersebut sudah berkarat. Francesca pun langsung menjerit kesakitan.
Kedua orang tua Francesca, Asan dan Michelle, langsung membawanya ke dokter. Malangnya, tidak ada seorang pun yang sadar bahwa Francesca telah menelan baterai. Bahkan dua kali dia dibawa ke dokter saat menderita sakit mulut dan perut selama satu minggu. Satu dokter bilang Francesca keracunan makanan. Dan dokter satunya lagi menyatakan Francesca hanya sakit gigi.
Meski sudah diberikan antibiotik, tetapi kondisinya semakin parah tujuh hari kemudian. Sampai saat Francesca buang air besar, kotorannya berwarna hitam pekat. Ayahnya syok, dan sadar ada yang sangat salah dengan kesehatan anaknya. Beberapa saat kemudian ibunda dari Francesca mengetahui ketika membereskan rumah, beberapa baterai telah hilang dari laci.
Tidak ingin lebih buruk, Asan membawa Francesca ke penanganan darurat di London's Great Ormond Street Hospital. "Saya tahu ada yang salah ketika petugas medis meletakan tabung ke tenggorokannya dan menuangkan banyak darah," kata Asan. Sayangnya, karat dari baterai yang ditelan sudah menjangkit infeksi di hampir seluruh saluran pencernaan dan tenggorokan Francesca. Gadis kecil yang periang ini tidak tertolong lagi nyawanya.
