Satu-satunya kepastian yang ada di hidup ini adalah bahwa tidak ada hal yang pasti. Mau itu percintaan atau karir kalian, nggak bakalan bisa ditebak, geng!
Sebelumnya, Jaka sudah pernah membahas beberapa game yang kesuksesannya tidak disangka yang merupakan salah satu contoh dari pepatah ini.
Sayangnya, kebalikannya juga bisa terjadi di mana sudah banyak game yang diharapkan akan sukses malah gagal di pasaran.
Di dalam dunia bisnis, video game itu sebuah produk dan layaknya sebuah produk, tentu mereka memiliki strategi pemasaran sendiri.
Sebelum video game tersebut dirilis, tentunya developer dan penerbit dari video game itu sendiri harus membangun hype untuk membantu penjualan game tersebut.
Sayangnya, nggak jarang kita menemui kasus di mana kualitas dari game yang bersangkutan nggak bisa mengimbangi hype dari game itu sendiri, geng!
Nah, di sini Jaka mau membahas 7 game dengan hype besar yang gagal di pasaran. Konsumen jaman sekarang sudah nggak bisa diremehkan, loh!
1. SimCity (2013)

Setelah sempat pindah jalur dengan spin-off SimCity Societies di tahun 2007, seri SimCity dibangkitkan kembali oleh Electronic Arts (EA) melalui game SimCity (2013).
Sebelum rilis, pihak EA sudah menyatakan kalau game membangun kota ini tetap akan memiliki kedalaman gameplay SimCity 4 yang banyak dipuji saat dirilis di tahun 2003.
Sayangnya, SimCity (2013) hanya bisa dimainkan secara online dan EA melakukan kesalahan fatal di mana mereka tidak menyiapkan server yang cukup.
Walhasil, banyak pemain yang mengeluh karena mereka tidak bisa terhubung ke server yang membuat game ini mendapat kecaman berat dari publik dan kritik.
2. Mass Effect: Andromeda (2017)

Seri science-fiction RPG Mass Effect dari BioWare ini dianggap sebagai salah satu seri RPG terbaik dan sequel Mass Effect: Andromeda sudah sangat dinantikan.
Sayangnya, karena tim utama BioWare Edmonton saat itu sedang sibuk dengan Anthem, EA sebagai pemilik BioWare melimpahkan pengembangan game ini ke tim baru BioWare Montreal.
Selain itu, banyak staf senior dari BioWare yang minggat selama pembuatan Mass Effect: Andromeda yang tentunya sangat nggak membantu, geng.
Akhirnya, game ini mendapat respon pedas karena banyaknya masalah teknis seperti glitch dan animasi karakter yang sangat buruk.
3. Anthem (2018)

Satu lagi game EA yang kena masalah adalah Anthem yang sudah sempat Jaka sebutkan di atas sebagai proyek yang dikembangkan oleh tim utama BioWare.
Sebelum dirilis, Anthem dijanjikan sebagai sebuah game RPG dengan elemen co-op yang bisa menyaingi Destiny ditambah elemen terbang yang sangat unik.
Di sini, pemain akan menggunakan sebuah mech suit mirip Iron Man yang bisa digunakan untuk bertarung dan memiliki kemampuan terbang sementara.
Sayangnya, BioWare terlalu ambisius dan game ini mendapat kritik pedas karena nggak memiliki cerita berkualitas khas BioWare dan variasi konten yang sangat minim.
4. Evolve (2015)

Terkadang, ide cemerlang saja nggak cukup untuk membuat produk berkualitas karena pelaksanaannya juga penting. Seperti yang dibuktikan oleh game Evolve dari Turtle Rock Studios, geng.
Game ini mengusung gameplay multiplayer yang unik di mana 1 pemain akan berperan sebagai monster besar yang kuat dan 4 orang lain akan berperan sebagai manusia yang memburu monster tersebut.
Meskipun banyak menerima pujian atas gameplay yang unik, game ini dihujat pemain karena dirilis berbarengan dengan banyak konten tambahan yang harganya lumayan nggak masuk akal.
Turtle Rock mencoba memperbaiki situasi ini dengan membuat Evolve menjadi free-to-play di 2016 sayangnya nasi sudah menjadi bubur dan server game ini akhirnya ditutup di tahun 2018.
5. Fallout 76 (2018)

Bethesda pada dua dekade terakhir sudah terkenal dengan seri open world RPG Elder Scrolls dan Fallout yang mengizinkan pemain untuk asik sendirian di dunia buatan mereka.
Makanya, gamer di seluruh dunia langsung heboh ketika Bethesda mengumumkan bahwa spin-off Fallout 76 akan memiliki fokus di multiplayer, geng.
Sayangnya, realita berkata beda dan Fallout 76 menerima kecaman besar karena memiliki konten yang sangat minim, ketiadaan NPC, dan dipenuhi dengan berbagai bug dan masalah teknis lainnya.
Bethesda setidaknya telah mengakui kesalahan mereka dan sampai saat ini, mereka telah meluncurkan beberapa update yang membuat game ini jadi nggak sesampah waktu dirilis pertama kali.
6. Artifact (2018)

Di mata gamer, Valve selaku perusahaan di belakang game Dota 2 dan distributor game digital Steam sering dianggap tanpa cela.
Tapi reputasi itu terbukti salah setelah mereka merilis Artifact, sebuah game permainan kartu yang dibuat untuk menyaingi Hearthstone milik Blizzard.
Untuk membuat Artifact, Valve bekerja sama dengan desainer game kartu populer Magic: The Gathering, Richard Garfield yang membuat game ini sangat dinantikan, geng.
Sayangnya, game ini dikecam karena tidak free-to-play seperti Hearthstone dan dianggap pay-to-win di mana pemain harus rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli kartu yang kuat.
7. No Man's Sky (2016)

Kalau membicarakan game yang menjadi korban hype, nggak mungkin bisa lepas dari game No Man's Sky dari developer Hello Games.
Sebelum dirilis, game ini dijanjikan sebagai game eksplorasi luar angkasa yang mengizinkan pemain untuk menjelajahi sebuah galaksi yang besar sesuai keinginan mereka.
Sayangnya, apa yang bisa ditemukan di game ini sangat tidak sesuai dengan ekspektasi pemain dan game ini sering dijadikan contoh kasus pemasaran palsu di dunia video game.
Tapi developer Hello Games tetap giat dalam memperbaiki kesalahan mereka dan setelah melalui beberapa update besar, ssehingga Jaka pribadi menganggap kalau No Man's Sky sudah menjadi game yang patut dimainkan.
Akhir Kata
Itulah, geng, daftar 7 game dengan hype besar yang gagal di pasaran. Sudah seperti politisi yang kerjaannya cuma mengumbar janji hampa, banyak gamer yang menjadi korban karena game di atas.
Makanya, Jaka sendiri sekarang sudah hampir nggak pernah membeli game waktu baru rilis meskipun sebenarnya lebih karena Jaka nunggu diskon atau cashback, sih. Maklum, Jaka soalnya bukan sultan.
Apa kalian pernah menjadi korban hype game di atas? Atau kalian punya contoh kasus game lainnya? Share di kolom komentar ya!
Baca juga artikel seputar Game atau artikel menarik lainnya dari Fikri Harish.