Bagi kamu yang pernah bermain di konsol PlayStation 2 (PS2), tentu kamu sudah tidak asing dengan berbagai judul game seperti GTA: San Andreas, Final Fantasy XI: Seekers of Adoulin, Metal Gear Solid, Devil May Cry, dan PES 2014.
Konsol game yang dirilis pada 2000 ini memang sempat berjaya pada masanya dengan penjualan lebih dari 155 juta unit, menjadikannya sebagai konsol game paling laris sepanjang masa.
Terdapat lebih dari 3.800 judul game yang pernah dirilis untuk PS2, banyak di antaranya yang juga meraih kesuksesan. Sayangnya, nasib mereka kini justru terlupakan setelah dua dekade berlalu.
Penasaran apa saja gamenya? Kalau begitu, simak daftar game PS2 yang terlupakan di bawah ini supaya kamu ingat kembali dengan masa-masa ketika memainkannya dulu.
7 Game Bagus di PlayStation 2 yang Terlupakan
Banyaknya game baru yang dirilis setiap tahunnya untuk setiap konsol yang ada membuat game-game lama semakin terlupakan.
Bukan hanya karena sudah ada sekuelnya di konsol rilisan terbaru, namun juga karena kalah saing dengan game lain atau tidak menerima tanggapan baik dari penggemar.
Hal ini juga terjadi pada game-game PS2 yang semakin lama semakin terlupakan. Padahal, dulu perilisannya selalu dinantikan oleh para gamer, atau bahkan menjadi pelopor pada genre masing-masing.
1. Dark Chronicle

Game dengan tema merancang seperti Minecraft saat ini sedang banyak digemari. Buktinya, semakin sering muncul YouTuber Minecraft baru yang mampu menarik banyak subscribers.
Padahal, game dengan tema tersebut sudah ada sejak Dark Chronicle yang dirilis pada 2002. Meskipun plotnya biasa saja, tapi permainan membangun kotanya begitu seru dan menyenangkan.
Sayangnya, game keluaran Sony Computer Entertainment ini semakin dilupakan oleh para pemain bersama dengan prekuelnya, Dark Cloud, yang dirilis pada 2000. Padahal, Dark Chronicle juga tersedia untuk PS4.
2. The Mark of Kri

Visual animasi dan adegan kekerasan pada game ini dianggap sebagai perpaduan yang aneh, namun justru hal inilah yang membuat The Mark of Kri sukses besar secara finansial.
Game ini mengangkat budaya suku Maori seperti yang bisa kamu lihat pada film Moana (2016). Lagi-lagi, meskipun jalan ceritanya biasa saja, namun dunia pada The Mark of Kri begitu imersif bagi para pemain.
Adegan action-nya terlihat seperti game Disney untuk dewasa, layaknya perpaduan antara God of War dan Kingdom Hearts. Sayangnya, keunikan tersebut tidak berhasil membuat The Mark of Kri tetap diingat oleh penggemar.
3. Tenchu: Wrath of Heaven

Game rilisan 2003 ini mengangkat cerita tentang doppelganger dan perjalanan waktu. Meskipun awalnya agak sulit dimainkan, namun gameplay-nya yang mengharuskan pemain untuk bergerak secara sembunyi-sembunyi justru bikin seru.
Ceritanya juga masih berpusat pada tokoh Rikimaru dan Ayame, serta satu tokoh yang bisa di-unlock setelah pemain menyelesaikan cerita dua tokoh utama tersebut.
Sayangnya, game ini justru terlupakan akibat Tenchu Z yang dirilis pada 2006. Nuansa yang dihadirkan sangat berbeda dengan Wrath of Heaven, sehingga terasa seperti game action ala arcade.
4. Suikoden V

Pasca kesuksesan tiga game pertama, sedangkan game keempatnya dibenci karena terlalu banyak perubahan, Suikoden V berhasil mengembalikan antusiasme penggemar.
Banyak faktor yang mendasari kesuksesan tersebut, seperti cerita yang menarik, banyaknya karakter yang bisa direkrut, duel yang keren, serta peta yang luas.
Namun, satu hal yang membuat game RPG terbaik ini semakin dilupakan adalah lamanya waktu loading, bahkan untuk sedikit saja transisi layar.
5. Freedom Fighters

Pernah membayangkan bagaimana jadinya jika Uni Soviet menginvasi Amerika Serikat, tepatnya New York City? Jalan cerita inilah yang diangkat oleh Freedom Fighters rilisan IO Interactive.
Pemain berperan sebagai Christopher Stone, pemimpin gerakan perlawanan untuk mengusir pasukan Uni Soviet. Jika pemain menyerang markas lawan atau merusak persediaan mereka, maka poin karisma akan meningkat.
Semakin tinggi poinnya, semakin banyak karakter yang bisa direkrut, maksimal 12 orang. Pemain juga bisa memberikan perintah sederhana, seperti ikuti, serang, atau bertahan.
Meskipun menerima review bagus, namun perkembangan sekuel game ini justru stagnan sejak IO Interactive berfokus pada game Kane & Lynch.
6. Maximo: Ghosts to Glory

Berawal dari game 2D yang diadaptasi menjadi 3D, Maximo: Ghosts to Glory didasarkan pada salah satu game arcade terbaik era 1980-an, Ghosts 'n Goblins.
Tapi, bukannya menjadi kelanjutan dari game lawas tersebut, jalan cerita Maximo justru banyak berbeda, sehingga menimbulkan kritik dari para pemain bahwa game ini tidak sebagus versi originalnya.
Meskipun juga tersedia untuk PS3 secara resmi dan PS4 melalui emulator, namun game ini tidak cukup menarik bagi mereka yang belum pernah bermain Ghosts 'n Goblins.
7. Full Spectrum Warrior

Alasan yang membuat game ini menarik bukan dari konsepnya yang serupa dengan invasi Amerika Serikat ke Irak, melainkan gameplay-nya yang begitu real karena pemain harus memiliki taktik agar berhasil.
Pandemic Studios sebagai pihak developer mengerahkan promosi besar-besaran untuk game ini, membuatnya menjadi proyek ambisius yang untungnya tidak berakhir seperti game yang menghancurkan perusahaan penciptanya.
Setelah sukses, sekuelnya pun dirilis pada 2006 dengan judul Ten Hammers. Sayangnya, kini Full Spectrum Warrior semakin dilupakan akibat banyaknya game perang serupa yang bermunculan.
Akhir Kata
Itu dia game-game PS2 yang sempat menikmati masa kejayaan, namun kini justru terlupakan. Semakin banyaknya game baru yang bermunculan setiap tahunnya serta perilisan konsol yang lebih modern membuat mereka yang hanya bisa dimainkan di PS2 semakin ditinggalkan.
Baca juga artikel seputar Out Of Tech atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.