5 Film Adaptasi Game Paling Dibenci Penonton | Tidak Seburuk yang Dikira!
Out Of TechTidak seperti film yang diadaptasi dari novel, film-film adaptasi dari video game justru jarang menerima pujian, bahkan dari penggemar game tersebut.
Banyak mengandalkan efek visual dan jalan cerita yang terlalu jauh dari sumber aslinya sering kali menjadi alasan film-film jenis ini dibenci banyak orang.
Kamu juga bisa melihat contohnya pada film adaptasi game paling amburadul. Meskipun demikian, tidak semuanya seburuk itu, kok.
Ada juga film adaptasi game yang sebenarnya lumayan bagus seperti di bawah ini. Tapi, tetap saja kritikus tidak menyukainya.
5 Film Adaptasi Game yang Banyak Dibenci padahal Lumayan
Meskipun sudah ada penjelasan mengenai alasan film adaptasi game selalu buruk, tapi ternyata hal tersebut tidak berlaku untuk film-film berikut.
Terlepas dari berbagai review buruk yang didapatkan, namun sebenarnya ada hal-hal menarik yang membuatnya tetap layak ditonton.
Daripada kamu penasaran, langsung saja simak daftar film adaptasi game yang lumayan bagus namun dibenci di bawah ini.
1. Need for Speed (2014)

Sebenarnya, banyak aspek di film Need for Speed yang sesuai dengan gamenya. Meskipun naskahnya kurang mendalam, namun Aaron Paul (Tobey Marshall) sebagai aktor utama mampu membawakan perannya dengan baik.
Film yang diadaptasi dari game balapan Android ini juga lebih bagus dibanding franchise film Fast and Furious dari segi koreografi dan karena tidak terlalu banyak drama.
Sayangnya, Need for Speed menerima terlalu banyak kritik dan rating rendah meskipun sebenarnya menarik untuk ditonton.
2. Prince of Persia: Sands of Time (2010)

Terlepas dari whitewashing yang dilakukan oleh Disney karena memilih Jake Gyllenhaal sebagai Dastan, seorang karakter keturunan Timur Tengah, sebenarnya Prince of Persia adalah film yang seru.
Mengusung gaya action ala Indiana Jones dengan campuran Pirates of the Caribbean, film bertabur bintang ini menyajikan banyak adegan menegangkan yang disisipi dengan humor di beberapa bagian.
Tapi, Prince of Persia juga dianggap menyia-nyiakan talenta para aktornya, seperti Ben Kingsley, Alfred Molina, dan Gemma Arterton. Padahal, kamu bisa melihat bahwa mereka sudah diberikan waktu tayang yang cukup.
3. Mortal Kombat (1995)

Kualitas akting para pemain film Mortal Kombat memang bukan level Oscar, pun demikian dengan dialognya. Jalan ceritanya juga mudah ditebak, tapi setidaknya film arahan Paul W. S. Anderson ini menyajikan keseimbangan antara action dan humor.
Selain itu, Anderson berusaha menyampaikan pesan kepada para penonton untuk melawan rasa takut dan mengalahkan musuh dalam diri sendiri. Sayangnya, semua kelebihan tersebut tidak mampu membuat Mortal Kombat mendapatkan rating yang lebih tinggi.
Mengingat jadwal tayang film Mortal Kombat yang dibintangi oleh Joe Taslim adalah tahun ini, menarik untuk menyaksikan apakah kali ini filmnya bisa sukses.
4. Silent Hill (2006)

Film horor, sebagaimana film adaptasi game, jarang mendapatkan apresiasi dari orang-orang di luar fanbase mereka. Tidak heran jika Silent Hill, film horor sekaligus film adaptasi game, memperoleh nilai yang mengecewakan.
Padahal, Silent Hill begitu sesuai dengan apa yang ada di gamenya. Hal ini tidak terlepas dari Christophe Gans, sang sutradara, yang merupakan penggemar berat game horor tersebut.
Ia juga dibantu oleh tim developer Silent Hill selama proses produksi. Bahkan, ada soundtrack dari game yang juga digunakan di versi film. Penggemar pasti mengenalinya, deh.
5. Street Fighter: The Movie (1994)

Film yang dibintangi oleh Jean-Claude Van Damme ini mendapatkan banyak kritik seperti film-filmnya yang lain, yaitu akting yang berlebihan, jalan cerita yang terlalu biasa, dan dialog yang tidak bisa dimengerti.
Beberapa kritik lain yang lebih keras bahkan mengatakan bahwa Street Fighter adalah contoh utama mengapa film-film adaptasi video game tidak akan bisa berhasil dan harus dihentikan sepenuhnya.
Padahal, ada banyak hal yang bisa dinikmati dari film ini, terutama cara para aktornya menghidupkan berbagai karakter Street Fighter ke dunia nyata.
Akhir Kata
Itu dia film-film adaptasi game yang banyak mendapatkan kritik meskipun sebenarnya memiliki kualitas yang lumayan bagus. Jika dinilai lebih jauh, sebenarnya terdapat beberapa kelebihan yang membuat filmnya menjadi seru.
Kalau menurutmu, apakah film-film di atas memang seburuk itu? Apakah sebaiknya video game tidak perlu diadaptasi menjadi sebuah film?
Baca juga artikel seputar Out Of Tech atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.