Smartphone yang kita kenal sekarang merupakan hasil dari inovasi handphone selama bertahun-tahun. Handphone yang dulu hanya bisa dipakai untuk telepon dan SMS saja kini sudah semakin canggih.
Bisa dibilang, smartphone zaman sekarang sudah memiliki fungsi yang hampir sama dengan komputer. Kamu bisa menggunakan HP sesuai fungsi utamanya, bahkan untuk bekerja dan menikmati hiburan.
Namun, sebelum kita memasuki era smartphone, dunia terlebih dahulu dihebohkan dengan sebuah gadget berjuluk PDA atau Personal Device Assistant yang populer di era awal 2000-an.
Apa itu PDA?

PDA (Personal Digital Assistant) merupakan sebuah alat elektronik berbasis komputer yang berbentuk kecil dan bisa dibawa ke mana-mana. Perlu diingat, pada waktu itu, HP cuma bisa digunakan untuk SMS dan telepon saja, geng.
The Psion Organiser II menjadi PDA pertama yang pernah dirilis. PDA yang dirilis pada tahun 1986 ini memiliki bentuk seperti laptop mini.
Di era jayanya, PDA adalah gadget yang identik banget dengan eksekutif atau profesional yang sibuk dan membutuhkan device untuk mengorganisir jadwal dan mempermudah pekerjaannya.
Seiring dengan waktu, PDA bertambah kegunannya berkat fitur-fitur seperti kalkulator, jam, akses internet, internet browser, radio, kamera, mencatat alamat, nomor telepon, dan lain-lain.
Terdapat beberapa perusahaan teknologi yang fokus memproduksi PDA, di antaranya Dell, Sony, O2, bahkan Apple, geng.
Perbedaan PDA dengan Smartphone

Setelah membaca informasi di atas, tentu kamu berpikiran bahwa PDA merupakan cikal bakal dari smartphone. Yap, kamu betul sekali, geng.
Pada eranya, PDA terbagi atas 2 jenis, yakni PDA biasa dan PDA Phone. PDA biasa memiliki kemampuan seperti komputer mini, hanya saja nggak bisa melakukan panggilan telepon.
Sementara itu, PDA Phone merupakan komputer mini yang sudah dilengkapi dengan fitur telekomunikasi. Harga PDA Phone juga tentu lebih mahal dibanding PDA biasa.
Meskipun PDA phone nampak mirip seperti leluhur smartphone, namun sejarah penciptaan keduanya cukup berbeda, lho, geng.
PDA phone berangkat dari penciptaan gadget dengan fungsi utama sebagai asisten yang berfungsi untuk menyimpan notes dan menjalankan aplikasi untuk bekerja seperti Microsoft Office.

Di perkembangannya, PDA mulai memasukkan fitur-fitur telekomunikasi agar orang-orang nggak perlu lagi membawa HP dan PDA sekaligus.
Di lain sisi, handphone merupakan alat komunikasi yang memiliki tujuan awal untuk saling berkirim pesan teks maupun suara (telepon).
Barulah di zaman sekarang handphone berevolusi menjadi smartphone dengan memasukkan fitur-fitur pintar yang kita kenal selama ini.
Selain perbedaan sejarah, terdapat juga perbedaan dari faktor performa. Sejak kemunculannya, PDA selalu identik dengan layar sentuh.
Sementara itu, HP di zaman tersebut masih mengandalkan fitur keyboard biasa. Namun, kini justru smartphone telah meninggalkan keyboard dan beralih menggunakan layar sentuh seperti PDA.
Alasan Kenapa PDA Gagal Total di Pasaran

Meskipun pernah menjadi gadget primadona bagi para kaum profesional, lama kelamaan PDA menghilang dari pasaran. Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak produsen HP yang bermunculan dan menawarkan HP dengan fitur serupa.
BlackBerry merupakan salah satu alasan terbesar kenapa PDA hilang dari permukaan. BlackBerry sudah dilengkapi dengan keyboard QWERTY fisik serta fungsi email dan messaging.
Fitur tersebut belum ada di HP lain dan baru ada di PDA saja. Selain itu, desain HP BlackBerry yang futuristik bikin PDA jadi terlihat jadul banget, geng.
Selain bentuknya yang biasa banget, PDA juga memiliki ukuran yang cukup besar. Bobot PDA juga lumayan berat sehingga cukup merepotkan.
Kekalahan PDA ditandai dengan Sony yang berhenti memproduksi PDA pada tahun 2004. Padahal, Sony sendiri merupakan salah satu produsen terbesar PDA, lho.
Nggak cuma serbuan BlackBerry saja, PDA juga harus mengakui kekalahan mereka setelah Apple merilis iPhone pada tahun 2007 silam.
Bahkan, kehadiran iPhone besutan Apple ini juga perlahan-lahan mematikan bisnis BlackBerry, geng. Gokil banget memang pemikiran Steve Jobs.
Meskipun saat ini PDA sudah nggak ada lagi, namun kita patut berterimakasih karena tanpa PDA, kita nggak akan bisa memiliki smartphone canggih yang kita genggam saat ini.
Akhir Kata
Demikian artikel Jaka mengenai alasan kenapa PDA gagal di pasaran. Dari artikel di atas, kamu bisa lihat bagaimana cepatnya perkembangan teknologi di dunia.
Apabila hari ini sebuah teknologi masih dianggap canggih, belum tentu orang masih beranggapan sama di esok hari. Imovasi dan teknologi baru akan terus bermunculan.
Sampai jumpa lagi di artikel Jaka lainnya ya, geng. Ciao!
Baca juga artikel seputar Gadget atau artikel menarik lainnya dari Prameswara Padmanaba