Kalau disuruh memilih platform desain grafis yang paling gampang digunakan dan mampu menghasilkan desain yang oke banget, Jaka yakin Canva bakal jadi pilihan kebanyakan dari kamu.
Gimana enggak, fitur-fiturnya yang newbie friendly dan bisa digunakan secara gratis benar-benar membantu kita semua dalam menyelesaikan tugas sekolah atau kuliah dan pekerjaan kantor.
Namun, kamu tahu nggak sih, kalau ada pasangan suami istri yang jadi kaya raya berkat Canva?
Yup, itulah pasangan Melanie Perkins dan Cliff Obrecht yang mendirikan Canva di Sydney, Australia pada 1 Januari 2012, geng.
Ide untuk membuat sebuah platform desain yang mudah digunakan sebenarnya sudah dimunculkan Perkins sejak tahun 2006 saat ia dan Obrecht berkuliah di universitas yang sama.
Saat itu, Perkins merasa software yang ditawarkan oleh perusahaan besar seperti Microsoft dan Adobe sangat sulit untuk dioperasikan sehingga ia ingin membuat sesuatu yang lebih mudah.
Kepada CNBC Make It, wanita yang menginjak usia 33 pada tahun 2021 ini mengungkapkan saat itu para mahasiswa bahkan perlu satu semester hanya untuk menguasai pengoperasian aplikasi-aplikasi tersebut.

Untuk mewujudkan rencananya itu, Perkins dan Obrecht memulainya dengan meluncurkan Fusion Books yang ditujukan agar orang-orang dapat menyusun buku tahunan sesuai keinginan hanya dengan klik dan drag saja.
Konon, Fusion Books ini merupakan cikal bakal dari Canva, geng.
Meski dirinya tak punya pengalaman bisnis dan pemasaran saat hendak merilis Canva, Perkins tetap percaya diri, bahkan bisa dikatakan nekat - seperti dilansir detikINET dari Daily Mail.
Sebelum sukses seperti sekarang, ide cemerlangnya itu sempat ditolak oleh lebih dari 100 investor lokal yang berbasis di Perth loh, geng.
Untungnya Perkins tak putus asa hingga akhirnya ia dan Obrecht bertemu Bill Tai, seorang investor terkemuka yang membuka jalan mereka menuju pertemuan dengan investor dan para pendiri start-up di Silicon Valley.
Keduanya kemudian berjumpa dengan Cameron Adams, mantan karyawan Google yang akhirnya bergabung dengan pasangan tersebut dan turut menjadi pendiri Canva.

Kesuksesan Canva rupanya tak perlu waktu lama untuk ditunggu karena pada tahun pertamanya saja, Canva sudah memiliki lebih dari 750.000 pengguna, geng.
Pada tahun 2016-2017, keuntungan Canva melesat dari 6,8 juta dollar Australia menjadi 23,5 juta dollar Australia dan memiliki 294.000 konsumen berbayar.
Menurut Bloomberg, nilai perusahaan Canva meroket ke angka 6 miliar dollar AS atau sekitar 66 triliun rupiah per Juni 2020.
Dengan duduknya Melanie Perkins di kursi CEO, Canva menjadi salah satu dari 2% perusahaan bermodal ventura yang dipimpin oleh seorang wanita.

Kepopuleran Canva juga menjadikan Perkins miliarder termuda di Australia di usianya yang baru menginjak kepala tiga.
Ia dan Obrecht disebut sebagai salah satu pasangan kuat dalam industri teknologi berkat keberhasilannya dalam mengembangkan Canva, geng.
Nah, seperti itulah kisah singkat dari dua sejoli yang jadi tajir melintir karena mendirikan Canva. Asli sih, ini relationship goals banget!
Semoga kita semua juga bisa berkembang, bermimpi, dan sukses bareng pasangan seperti Melanie Perkins dan Cliff Obrecht ya, geng!
Baca juga artikel seputar CEO atau artikel menarik lainnya dari Ayu Kusumaning Dewi.
BACA JUGA
7 Artis Indonesia Paling Kaya, Hartanya Sampai Ratusan Miliar!
Ini Pekerjaan Pertama 7 CEO Sukses Indonesia | Dari Sales Sampai Penjaga Warnet!
5 Perempuan Terkaya di Dunia, Hartanya Sampai Kuadriliun!
7 Orang Terkaya di Indonesia, Hartanya Nggak Habis Sampai 7 Turunan!