46 Tahun Hilang, Pertemuan Nenek Ini dengan Keluarganya Diwarnai Tangis Haru

Ditulis oleh Jaka Gledek - Monday, 26 February 2024, 06:42
Kisah haru pertemuan Nenek Renta dengan keluarganya setelah terpisah selama 46 tahun ini bisa bikin mewek. Si nenek sekarang sudah bersia 88 tahun, loh. Kasian ya...

Eni Siyamsih akhirnya dapat bertemu dengan ibunya, Satikem, setelah menanti dengan penuh haru. Campuran kesedihan dan kebahagiaan terasa saat Eni kembali bersatu dengan Satikem yang kini berusia 88 tahun.

BACA JUGA

    Satikem telah terpisah selama 46 tahun dan akhirnya bisa bersatu kembali pada Jumat, 16 Februari 2024. Hari itu menjadi momen bersejarah bagi Eni Siyamsih dan keluarganya.

    Ibu yang hilang dan tidak diketahui keberadaannya selama 46 tahun kini kembali di dalam lingkaran keluarga di Kebumen. Eni Siyamsih, didampingi oleh Polsek Petanahan Polres Kebumen, menjemput Satikem di Bandara YIA.

    Dalam pertemuan mereka, isak tangis tak terbendung. Kedatangan Satikem membawa kegembiraan bagi Desa Karangrejo, Petanahan, Kebumen, dengan 50 kerabat dan tetangga dengan antusias menanti kepulangan Satikem di rumah yang sebelumnya viral ketika ditemukan di Panti Jompo Bangka Belitung.

    Baca Juga: 70+ Stiker WA Lucu Terlengkap & Terbaru 2023, Chattingan Makin Asyik!

    "Semoga ini menjadi berkah bagi Bu Eni dan keluarganya. Kini ibu sudah pulang. Saatnya Bu Eni merawat Ibu Satikem, berbakti kepada orangtua," ujar Kapolsek Petanahan AKP Sugeng Riyadi saat berkunjung ke rumah Eni Siyamsih pada Jumat, 23 Februari 2024.

    Kedatangan AKP Sugeng bersama Kanit Reskrim Aiptu Kuwat untuk kedua kalinya disambut hangat oleh Eni Siyamsih dan keluarga. Suasana ceria terasa di antara keluarga Eni Siyamsih dan San Musri, suami Satikem, saat polisi tiba di rumah mereka.

    "Terima kasih banyak, Pak Kapolsek, dan seluruh kepolisian yang membantu mempertemukan ibu," ungkap Eni Siyamsih.

    ADVERTISEMENT

    Baca Juga: Cara Buka Video Bokeh Film Full Museum HD 2024, Gratis & No Sensor!

    Satikem, meskipun tidak lagi muda, masih memiliki ingatan yang tajam. Ia menceritakan perjalanan hidupnya yang membawanya terdampar di Panti Jompo Bangka Belitung. Ia merantau ke Jakarta untuk membantu ekonomi keluarga dan membuat anak-anaknya bahagia.

    Foto lama dari kampung halaman menjadi penghibur satu-satunya dalam kerinduannya kepada anak-anak dan keluarganya. "Jika merindukan, saya biasanya melihat foto. Di sini saya harus bekerja. Saat itu, pulang ke rumah memerlukan biaya yang belum mencukupi. Jadi, saya hanya bisa melihat foto yang saya bawa dari kampung," kata Satikem dengan logat Bahasa Indonesia.

    Kisahnya berlanjut pada tahun 1990, ketika ia diajak majikannya pulang kampung ke Bangka Belitung untuk menjadi Asisten Rumah Tangga (ART) di sana. Kepulangannya ke Bangka Belitung tidak pernah dikabarkan kepada keluarganya di Kebumen karena berbagai kendala pada saat itu.

    "Kerja saya membantu majikan, kadang-kadang membuat roti. Tidak terlalu sulit," ungkap Satikem.

    Suatu saat, karena rentanya usianya, majikan Satikem menitipkannya di sebuah panti jompo tanpa memberikan penjelasan atau meminta persetujuannya.

    "Saat itu saya diminta untuk ikut majikan. Lalu saya disuruh membawa seluruh pakaian. Saya tidak tahu akan dibawa ke mana. Saya hanya menuruti saja," lanjut Satikem.

    Meskipun awalnya merasa sedih dan kecewa karena dititipkan di panti jompo, keberadaannya di sana menjadi awal dari pertemuan kembali dengan keluarganya. Seorang warga Kebumen yang tinggal di Bangka Belitung memberikan bantuan di panti jompo tempat Satikem dititipkan.

    Satikem berbincang dengan warga tersebut dan menceritakan bahwa ia berasal dari Kebumen. Informasi ini kemudian sampai kepada Aiptu Kuat, Kanit Reskrim Polsek Petanahan.

    Aiptu Kuat membagikan informasi keberadaan Satikem kepada warga Desa Karangrejo Petanahan, yang akhirnya membawa pada pertemuan antara Satikem dan Eni Siyamsih, anak keempat Satikem.

    "Saat dititipkan, perasaan saya campur aduk. Ada sedih, kecewa juga. Tapi, jika saya tidak dititipkan ke panti jompo, mungkin saya tidak akan pulang dan bertemu keluarga di Kebumen," kata Satikem.

    Setelah kabar kepulangan Satikem menjadi viral, banyak kerabat yang datang ke rumah Eni Siyamsih. Rumah mereka tidak pernah sepi, selalu ada yang datang setiap hari untuk menjenguk Satikem.

    "Rumah selalu ramai. Saudara-saudara pulang. Ada yang datang dari Singapura, bahkan teman di Surabaya juga menghubungi saya untuk menanyakan berita kepulangan Ibu. Kabar ini memang menjadi viral," ujar Eni.

    Kisah haru ini menceritakan pertemuan Nenek Renta dengan keluarganya setelah terpisah selama 46 tahun. Keajaiban ini membawa kebahagiaan dan harapan baru bagi Eni Siyamsih dan keluarganya di Kebumen. Semoga kebersamaan mereka menjadi berkat dan menginspirasi kita semua untuk selalu berbakti kepada orangtua.

    Baca artikel dan berita menarik dari JalanTikus lainnya di Google News

    Bacaan Menarik Lainnya

    Kembali Keatas