Selama dua hari di awal Bulan Maret ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diguyur dengan hujan es. Hal ini terjadi sejak Selasa hingga Rabu (02-03/02/2021) kemarin di sekitar wilayah Turi, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Melansir dari Kompas.com, Dosen Geografi Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Dr. Emilya Nurjani menjelaskan jika hal ini normal terjadi ketika kelembapan udara di suatu wilayah cukup tinggi.
Emilya menambahkan jika hujan es atau juga disebut hail adalah jenis dan bentuk lain dari rainfall.
Sedangkan rainfall adalah salah satu bentuk endapan hasil kondensasi (pengembunan atau perubahan menjadi benda padat) yang terbentuk di lapisan troposfer Bumi.
Jaka contohkan misalnya seperti turun salju, hujan es, dan sleet (hujan yang bercampur dengan salju).
Hujan Es Terbentuk di Awan Kumulonimbus
Emilya menjelaskan kalau hujan es ini terbentuk di awan kumulonimbus. Awan ini merupakan awan yang terbentuk secara vertikal hingga capai ketinggian 10-12 km dari permukaan Bumi.
Biasanya, awan ini disingkat atau disebut sebagai Cb, karena terbentuk melebihi titik beku air. Bagian bawah awan ini mengandung hujan (cair) sedangkan di bagian atasnya karena berada di bawah titik beku berubah jadi es.
"Bagian atas awan Cb sering disebut sebagai awan dingin sedangkan bagian bawahnya disebut sebagai awan panas," terang Emilya seperti dikutip dari Kompas.com.
Fenomena ini biasa terjadi dan dapat terjadi di wilayah dengan tipe iklim manapun. Namun, apabila terjadi di zona tropis maka ukuran kristalnya akan lebih kecil dibandingkan saat musim dingin di negara dengan iklim empat musim.
"Karena kristal es yang jatuh dari bagian atas awan Cb mengalami pencairan saat sampai di troposfer bagian bawah karena suhu udara yang lebih tinggi atau panas," imbuh Emilya.
Mengenai temperatur troposfer bagian atas, akibat pemanasan global, temperatur udara menurun atau udara di troposfer bagian atas semakin tidak stabil.
"Ini yang harus diteliti, karena pencatatan iklim kita selama ini baru di permukaan belum intensif secara vertikal, karena alat ukur dan biaya yang cukup tinggi," ungkap Emilya.
Pada saat yang sama, massa udara yang tidak stabil juga mendukung hujan es yang disebabkan oleh pertumbuhan awan Cb yang sangat padat.
Hujan Es Terjadi di Petang Hari
Di antara beberapa peristiwa hujan es di Indonesia, biasanya terjadi pada sore hari.
Kondisi cuaca beberapa hari yang lalu sangat panas dan tidak ada hujan, namun kelembabannya cukup tinggi sehingga tumbuhnya awan Cb sangat rapat.
Hujan es yang terus menerus terjadi di daerah yang berdekatan jarang ada. Namun, memang ada kemungkinan hujan es muncul selama dua hari berturut-turut di DIY. Hujan es bisa terjadi kapan saja selama kondisi troposfer mendukungnya.
"Misal awan stratus, terbentuk pada ketinggian 450 mdpal hingga 1.500-an mdpal. Tipis dan kandungannya murni air. Sehingga kalau hujan luasan wilayah yang terdampak sekitar 2 km dan intensitasnya ringan hingga sedang serta durasi singkat. Sering juga disebut hujan lokal," beber Emilya.
Penyebab Terjadinya Hujan Es
Penyebab hujan es disebutkan ada beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut:
Kelembaban yang tinggi.
Kualitas udara yang tidak stabil akan mendorong tumbuhnya awan kumulus menjadi awan kumulonimbus yang di bawah titik beku.
Suhu permukaan tanah yang tidak terlalu tinggi, membuat kristal es tetap seperti bola es dan tidak akan meleleh seluruhnya ketika jatuh ke permukaan.
Demikian pemaparan fenomena hujan es yag terjadi di DIY. Harap berhati-hati dan waspada saat melakukan aktivitas di luar ruangan, ya!
Baca juga artikel seputar Sains atau artikel menarik lainnya dari Ilham Fariq Maulana.
BACA JUGA
Mengupas Tuntas Aplikasi Compass Penghasil Uang, Penipuan atau Bukan?
5 Aktor Indonesia yang Gak Cocok Jadi Orang Miskin, Aura Orang Kaya!
7 Aktor yang Benci Ciuman dengan Lawan Mainnya, Aslinya Jijik!
15 Aplikasi Penghasil Uang Tercepat 2021, Langsung Cair & Terpercaya!
12 Cara Mengatasi Laptop Lemot, Dijamin Langsung Ngebut!