Sering kali novel atau komik yang disukai banyak kalangan akan diangkat menjadi film. Contoh film adaptasi novel dan komik pun sudah banyak, seperti Harry Potter, The Lord of the Rings, hingga film-film Marvel Cinematic Universe.
Agar tetap menarik untuk ditonton, versi film biasanya dibuat sedikit berbeda dibanding versi buku supaya para penggemar yang sudah mengetahui jalan ceritanya tetap penasaran.
Tapi, nggak selamanya perubahan yang dilakukan justru membuat filmnya jadi bagus. Ada juga yang bikin penggemar kecewa karena perubahan yang dilakukan terlalu drastis, hingga membuatnya nggak terasa seperti film adaptasi.
Kalau kamu mau tahu apa saja film-film adaptasi yang benar-benar berbeda dibanding versi bukunya, simak penjelasan Jaka di bawah ini.
7 Film Adaptasi yang Mengubah Hal Penting dari Buku
Mengadaptasi novel atau komik menjadi sebuah film sebenarnya menjanjikan. Apalagi jika sumber original tersebut sudah memiliki fanbase yang kuat, tentu banyak yang tertarik untuk menonton filmnya.
Tapi, apa jadinya jika film yang mereka saksikan di layar lebar justru nggak menampilkan jalan cerita atau tokoh-tokoh penting yang selama ini mereka temui di buku? Pasti hal ini bikin kecewa, geng.
Begitu pula film-film adaptasi yang melakukan banyak perubahan dari versi buku di bawah ini, sehingga menghilangkan unsur-unsur esensial yang menjadi ciri khas bukunya.
1. Forrest Gump (1994)
Setengah bagian pertama film yang disutradarai oleh Robert Zemeckis ini cukup akurat, meskipun seharusnya Gump setinggi 6 kaki 6 inci atau 198 cm.
Karakter yang diperankan oleh Tom Hanks tersebut memiliki kondisi disabilitas kognitif, namun merupakan seorang pemain football andal. Bergabung dengan pasukan tentara, serta bertemu Letnan Dan yang menderita paraplegia.
Tapi, jalan cerita tersebut cukup berbeda dengan yang ada di buku karangan Winston Groom. Gump menjadi pemeran pengganti di Hollywood, pegulat dengan nama alias The Dunce, dan seorang astronot NASA bersama seekor orang utan bernama Sue.
2. Wanted (2008)
Film dengan poster paling gagal ini juga melenceng jauh dari komik karya Mark Millar yang menjadi sumbernya, geng.
Pada versi film, The Fraternity diceritakan membunuh para pemimpin korup untuk menyeimbangkan dunia, namun pada versi komik mereka justru kelompok supervillain yang membunuh banyak orang untuk bersenang-senang.
Wesley (James McAvoy) memang menjadi pahlawan di filmnya, namun di komik ia justru menembaki masyarakat sipil tanpa ragu, sehingga tokoh ini mengalami banyak perubahan agar lebih disukai penonton.
3. Percy Jackson and the Lightning Thief (2010)
Meskipun banyak yang menyukai novelnya, namun film adaptasi serial Percy Jackson justru dibenci penggemar. Hal ini dikarenakan Percy seharusnya berumur 12 tahun, bukan 16. Selain itu, dua villain utama, Ares dan Kronos, dihilangkan dari film ini.
Underworld yang menjadi tempat bermukim Hades digambarkan seperti neraka versi agama Abrahamik, yang justru nggak masuk akal jika mengadaptasi cerita yang terinspirasi dari dewa-dewa Yunani.
Selain itu, Hades dibuat layaknya villain, padahal di buku ia lebih logis dibanding Zeus dan Poseidon. Akibatnya, Percy Jackson menjadi film terburuk dari novel best seller.
4. Goldfinger (1964)
Pada film James Bond dengan kesalahan fatal ini, Goldfinger diceritakan sebagai taipan Jerman. Sementara pada novel yang ditulis oleh Ian Fleming, Goldfinger adalah bendahara kelompok teroris SMERSH (versi novel dari SPECTRE) asal Rusia.
Selain itu, Tilly Masterson dan Pussy Galore sebenarnya adalah pasangan lesbian. Lalu, tokoh yang sebenarnya tersedot keluar dari kabin pesawat bertekanan rendah adalah Oddjob, bukan Goldfinger.
Kamu juga pasti ingat dengan dialog, "Bond. James Bond"atau adegan ketika agen dengan kode 007 ini memesan martini yang "dikocok, bukan diaduk", kan? Nggak ada sama sekali di semua novel Flaming yang menyebutkan kedua hal tersebut.
5. First Blood (1982)
Film dengan tokoh utama Rambo yang diperankan oleh Sylvester Stallone ini memiliki konsep yang sama dengan novel David Morrell. Tapi karakterisasi Rambo berbeda, geng.
Rambo yang pergi ke kota Hope untuk bertemu kawan lamanya di medan perang diusir oleh Kepala Polisi Teasle. Ketika Rambo kembali, Teasle menangkap dan memasukkannya ke penjara. Hal ini memicu kondisi PTSD yang diderita Rambo dan ia menyerang si polisi.
Sementara itu di buku, Rambo bukan hanya menyerang polisi, melainkan membunuh mereka. Paranoidnya begitu parah, sehingga ia juga membunuh anjing-anjing milik para polisi.
6. The Wizard of Oz (1939)
Sebenarnya, premis film yang hampir menewaskan aktornya ini kurang lebih sama dengan buku karangan L. Frank Baum, tapi beberapa hal mengalami penyensoran.
Ketika melawan Wicked Witch, Tin Man memenggal 40 serigala dan Scarecrow mematahkan leher 40 gagak. Tin Man juga sebenarnya adalah manusia, tapi anggota tubuhnya diganti dengan kaleng setelah ia memotong rusuknya dengan kapak terkutuk.
Lalu, Dorothy sebenarnya punya sepatu perak, Wicked Witch adalah kurcaci dengan satu mata, si Cowardly Lion berbentuk singa sungguhan, dan ceritanya nggak berakhir dengan kalimat "Semua itu hanyalah mimpi."
7. The Little Mermaid (1989)
Salah satu film Disney terbaik ini ternyata menyimpan beberapa fakta mengerikan yang dimuat dalam novel originalnya karya Hans Christian Andersen.
Salah satunya, sebagai ganti supaya si putri duyung (ia nggak diberi nama di novelnya) bisa berjalan di daratan, lidahnya dipotong oleh penyihir laut. Akibatnya, ia nggak bisa berbicara.
Meskipun pada akhirnya ia berhasil punya dua kaki, namun setiap langkahnya terasa seperti berjalan di atas pisau. Ia juga akan berubah menjadi gelembung laut jika pangeran menikah dengan orang lain, dan hal itulah yang terjadi di novel.
Akhir Kata
Itu dia film-film adaptasi novel maupun komik yang melakukan banyak perubahan, baik pada jalan cerita maupun karakter, sehingga sangat berbeda dibanding sumber aslinya.
Meskipun beberapa perubahan membuat filmnya lebih bisa dinikmati, namun ada juga yang justru mengurangi keseruan jalan ceritanya, sehingga bikin filmnya jadi nggak laku.
Baca juga artikel seputar Out Of Tech atau artikel menarik lainnya dari Sheila Aisya Firdausy.