REVIEW: Kartini, Pemberontakan yang Dihargai

Ditulis oleh Anggi Oktaviani - Saturday, 22 April 2017, 17:30
Kisah kehidupan pribadi Kartini inilah yang dikemas secara sederhana dalam film berjudul Kartini garapan Hanung Bramantyo. Berikut adalah review film Kartini:

Sosok seorang Kartini memang dikenal sebagai wanita pemberani yang berjuang atas hak-hak wanita pada jamannya. Kebebasan dalam mengenyam pendidikan serta pekerjaan yang bisa didapatkan oleh para wanita saat ini memang tak lepas dari campur tangan Kartini.

Namun tak banyak dari kita yang mengenal lebih jauh kehidupan seorang gadis asal Jepara ini. Tak banyak juga yang mengetahui peran orang-orang terdekat Kartini yang mendukungnya dalam menoreh sebuah sejarah.

BACA JUGA
  • REVIEW: Operation Chromite, Kilas Balik Peristiwa Sejarah Battle of Incheon

REVIEW: Kartini, Pemberontakan yang Dihargai

Kisah kehidupan pribadi Kartini inilah yang dikemas secara sederhana dalam film berjudul Kartini garapan Hanung Bramantyo. Janji Hanung untuk menceritakan kisah sejarah dalam alur cerita yang menyentuh namun tidak membosankan berhasil disampaikan dalam drama berdurasi 119 menit ini.

Penonton dibawa kembali ke masa akhir tahun 1880-an, di mana Kartini cilik harus dipaksa berpisah dengan sang ibu demi kelak menjadi seorang Raden Ayu. Namun ternyata, sifat berani melawan itu sudah diperlihatkan sejak ia masih kecil.

Setelah tumbuh menjadi seorang gadis, Kartini (Dian Sastrowardoyo) harus dipasung dalam rumahnya sendiri, hingga nanti seorang pria akan datang melamar. Saat itulah hadir sosok Kartono (Reza Rahardian) sebagai seorang kakak yang memperkenalkan Kartini kepada dunia luar melalui buku serta tulisan.

Kebebasan yang dirasakan saat Kartini menyelam menuju dunia lain dalam dongeng dan cerita inilah yang dibagikan kepada kedua adik perempuannya Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita Nugraha).

Ketiganya, melalui dukungan sang ayah, memperjuangkan kesetaraan hak bagi warga, terlebih bagi wanita dan rakyat tidak mampu. Mereka memulainya dengan mendirikan sekolah untuk anak-anak serta perempuan miskin agar mereka bisa membaca dan menulis. Perjuangan mereka pun juga nyata dalam menghidupkan kembali lapangan pekerjaan di bidang kesenian bagi rakyat Jepara.

Hingga saat ini, Jepara dikenal sebagai penghasil seni ukir yang tak perlu diragukan lagi. Meskipun jalan tak selalu mulus, kecaman yang tak jarang datang dari orang-orang terdekat hingga tradisi yang mengikat, ketiga bunga Jepara ini tidak berhenti untuk mewujudkan impian mereka.

ADVERTISEMENT
Sumber foto: Sumber: WANITA.me

Di antara mereka, mungkin kisah perjuangan Kartini begitu dikenang karena keberaniannya dalam menyuarakan pendapat serta pemikirannya. Keinginan atas sebuah perubahan itu tak hanya menjadi asa yang terpendam, tetapi terus diperjuangkannya. Bahkan saat Kartini harus mengutarakannya kepada calon suami, sosok yang begitu memegang kuasa terhadap seorang wanita pada jaman tersebut.

Kisahnya tidak hanya bercerita bagi kaum perempuan. Perjuangannya tidak hanya bagi kaum tidak mampu. Kartini mengajarkan kita untuk tidak menyerah dalam memperjuangkan kebebasan dan kesetaraan hak manusia, terlepas dari apa latar belakang kita. Kisahnya menegur kita untuk menghargai perjuangan yang sudah ada. Kartini mengingatkan kita, bahwa kita harus terbuka pada perubahan karena perubahan itu penting adanya.

Trailer Film Kartini

ARTIKEL TERKAIT

REVIEW: GENIUS, Menguak Pentingnya Menikmati Hidup

APPS TERKAIT
Nonton Film Online 3.0.0
Apps nonton.com
Nonton TV Online 1.3
Apps Aku Cinta Indonesia
IMDb Movies & TV 5.4.1.105410410
Apps IMDb
MoviePop 1.1.7
Games FreshPlanet
Kembali Keatas